REPUBLIKA.CO.ID,BRASILIA – Perselisihan antara Brasil dan Israel kian menajam. Hal itu dipicu oleh komentar Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang menyamakan kekejaman Israel di Jalur Gaza dengan pembantaian Yahudi oleh pemimpin Nazi, Adolf Hitler, pada Perang Dunia II.
Pemerintah Israel telah menyatakan Lula da Silva sebagai “persona non-grata” pada Senin (19/2/2023). Artinya Tel Aviv tidak akan menerima kehadiran presiden berusia 78 tahun itu di negaranya. “(Lula da Silva) persona non-grata selama dia tidak menarik kembali ucapannya dan meminta maaf,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, dikutip laman Al Arabiya.
Pada Senin lalu, Katz juga telah memanggil Duta Besar (Dubes) Brasil untuk Israel Frederico Meyer. Mereka melangsungkan pertemuan di pusat peringatan Holocaust Yad Vashem di Yerusalem. Katz memanggil Meyer untuk menyampaikan protes atas komentar Lula da Silva.
Pemerintah Brasil dilaporkan telah memanggil Meyer pulang ke negaranya untuk keperluan konsultasi. Kementerian Luar Negeri Brasil juga telah memanggil dubes Israel untuk negara tersebut, Daniel Zonshine, pada Senin lalu. Menurut sumber diplomatik, dalam pertemuan itu, Menlu Brasil Mauro Vieira menyampaikan ketidakpuasan atas perlakuan Israel terhadap Meyer dan Lula da Silva.
Sebelumnya Lula da Silva menggambarkan agresi Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza sebagai genosida. Dia pun menyandingkan tindakan Israel dengan kekejaman yang dilakukan pemimpin Nazi, Adolf Hitler, pada era Perang Dunia II. “Apa yang terjadi di Jalur Gaza bukanlah perang, ini adalah genosida,” demikian saluran Canal Gov Brazil mengutip ucapan Lula da Silva, Ahad (18/2/2024).
Dia berpendapat, apa yang dihadapi dan dialami rakyat Palestina di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. “Sebenarnya, hal itu telah terjadi: ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi (pada era Perang Dunia II),” kata da Silva.
“Ini bukan perang antara tentara melawan tentara. Ini adalah perang antara tentara yang sangat siap dengan perempuan dan anak-anak,” tambahnya.
Merespons hal itu, Menlu Israel, Israel Katz, mengatakan pernyataan Lula da Silva memalukan dan serius. “Tidak seorang pun akan merusak hak Israel untuk mempertahankan diri. Saya sudah memerintahkan orang-orang di kantor saya untuk memanggil duta besar Brasil untuk panggilan teguran besok,” ungkap Katz lewat akun X resminya, Ahad lalu, dikutip Anadolu Agency.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, komentar Lula da Silva telah melewati garis merah. “Kata-kata Presiden Brasil memalukan dan mengkhawatirkan. Ini tentang meremehkan Holocaust (pembantaian Yahudi pada Perang Dunia II) serta mencoba merugikan orang-orang Yahudi dan hak Israel untuk membela diri,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Saat ini Israel dan Hamas masih terlibat pertempuran di Jalur Gaza. Sejauh ini hampir 29 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel meluncurkan agresinya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut PBB, agresi Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 2,2 juta orang mengungsi. Mereka harus menghadapi kekurangan makanan, pasokan air bersih, dan obat-obatan. Hal itu karena Israel menerapkan kontrol ketat bagi konvoi bantuan kemanusiaan yang hendak memasuki Gaza.