REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, dilaporkan melakukan aksi mogok pada Senin (19/2/2024). Mogoknya para petugas PPSU itu diduga karena kesal lantaran dihina oleh lurah mereka.
Lurah Ancol Saud M Manik mengatakan, kata-katanya itu disampaikan saat melakukan pembinaan kepada seluruh petugas PPSU. Ketika itu, ia meminta para petugas PPSU yang merokok untuk lebih baik berhenti. Uang yang biasa dibelikan rokok itu sebaiknya ditabung daripda dibakar bakar.
"Nanti miskin," kata Saud saat dikonfirmasi wartawan, Senin (19/2/2024).
Menurut dia, uang untuk membeli rokok itu lebih baik diberikan kepada anak-istrinya. Apalagi, saat ini harga kebutuhan sedang meningkat. "Itu dia bahasa saya, jadi tidak ada bahasa yang salah," ujar Saud.
Ihwal bahasa Sekretaris Kelurahan Ancol, ia menambahkan, bahasanya pun tidak menghina. Sekretaris Kelurahan Ancol disebut hanya meminta para petugas PPSU memanfaatkan program pangan murah yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Pada saat dikumpulkan ternyata mereka ini gak punya uang, jadi datang Pak Sekkel, mana bayar ini, gak ada pak. Miskin amat, ya sudah pinjam ya. Begitu, jadi bukan menghina, hanya bercanda, guyonan," ujar dia.
Camat Pademangan Didit Mulyadi mengatakan, pihaknya telah bergerak cepat mencari solusi terhadap permasalahan aksi mogok kerja petugas PPSU. Ia memastikan, para petugas PPSU itu telah kembali bekerja pada Selasa (20/2/2024).
"Kami tadi kumpulkan ada sekitar 60 petugas PPSU. Pada awal pertemuan, kami sepakat untuk menyelesaikan masalah ini dan akan kembali bekerja,” kata Didit.
Ia menjelaskan, kisruh antara lurah dan puluhan petugas PPSU itu terjadi hanya karena kesalahpahaman. Namun, semua pihak akhirnya memahami setelah diberikan penjelasan.
"Mereka mengerti dan tidak menginginkan adanya masalah ini. Yang penting mereka bisa kembali bekerja," ujar Didit.