Selasa 20 Feb 2024 17:02 WIB

Pemilu 2024 Sisakan Residu, MUI Ajak Dai Jadi Pemersatu Umat

Dai mempunyai peran untuk merajut ukhuwah pasca-Pemilu 2024

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Halaqah Dakwah bertajuk: “”Merajut Ukhuwah dan Persatuan Umat Melalui Dakwah” di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).
Foto: Dok Istimewa
Halaqah Dakwah bertajuk: “”Merajut Ukhuwah dan Persatuan Umat Melalui Dakwah” di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak para dai dan penceramah untuk membersihkan residu-residu perpecahan pasca-Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lewat mimbar-mimbar keagamaan maupun media sosial. 

"Tugas kita konsentrasi untuk menyatukan umat," ujar Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis di Jakarta, dalam keteranganya di Jakarta, Selasa (20/2/2024). 

Baca Juga

Pernyataan ini disampaikan dalam Halaqah Dakwah bertajuk: “”Merajut Ukhuwah dan Persatuan Umat Melalui Dakwah” di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Kiai Cholil memandang pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik dan lancar. Namun ia menyayangkan narasi-narasi negatif yang muncul sebelum pencoblosan masih terasa hingga saat ini. 

Maka dari itu kepada penceramah dan dai, dia mendorong agar bersama-sama dengan MUI menghilangkan residu-residu yang dapat memecah belah bangsa.  

Menurutnya, persatuan umat dan bangsa harus menjadi agenda utama setelah pemilu ini. Sementara aspek politik yang saat ini tengah berjalan, kata dia, biarkan diproses oleh mereka yang terlibat dalam kontestasi. 

"Tugas kita yang penting masyarakat damai tetap bersatu, bisa bekerja dengan baik tanpa terganggu apapun," kata Cholil Nafis.

Dia juga mendorong kepada dai/penceramah untuk menjadikan politik sebagai sarana memasukkan ide-ide baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan mencapai kekuasaan. 

"Tujuan kita di dalam berdakwah itu adalah politik keadaban, membangun bangsa yang baik, bangsa yang adil, bangsa yang hukum, yang sejahtera," kata Cholil Nafis.

Ajakan yang sama disampaikan Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi. Dia mengajak seluruh para dai untuk menjadi juru damai pascapelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

"Penting kita lakukan karena walaupun pelaksanaan Pemilu 2024 alhamdulillah berjalan baik, lancar dan damai," kata kiai Ahmad Zubaidi. 

Kiai Ahmad Zubaidi menambahkan, berjalannya Pemilu 2024 juga masih menyimpan berbagai hal salah satunya potensi perpecahan. 

Untuk itu, Kiai Zubaidi menekankan peran dai untuk menjadi juru damai agar perpecahan di masyarakat tidak terjadi. 

"Dai menyatukan umat. kita gak terlalu masuk aspek politisnya. Biarkan politisnya diproses oleh para kontestan (Pemilu). Tugas kita (dai), masyarakat damai, bersatu, dapat bekerja dengan baik itu concern kita," kata dia menegaskan.

Baca juga: Saat Kiamat Tiba, Baca Kalimat Thayyibah yang 'Dibocorkan' Rasulullah SAW Ini

Kegiatan Halaqah Dakwah yang mengundang pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi ini disebut oleh kiai Zubaidi sebagai 'malaikat medsos'. 

Kiai Zubaidi menjelaskan, istilah tersebut karena Ismail Fahmi sangat mengerti apa yang sedang terjadi di media sosial baik yang kecil maupun besar. 

Menurutnya, informasi tersebut sangat penting bagi para dai untuk mencermati dan memitigasi kondisi masyarakat media sosial agar tidak terjadi perpecahan. 

"Maka dari itu, mitigasi dan mencermati di medsos agar ukhuwah persatuan terga di masyarakat kita. Kalau tidak disikapi bijak, dikhawatirkan negara kita seperti negara yang terjebak ekstrimisme Pemilu yang berdampak pad nasib bangsanya," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement