Rabu 21 Feb 2024 19:10 WIB

Iran Tuduh Israel Dalang Ledakan Pipa Gas Pekan Lalu

Israel tidak mengakui melakukan serangan tersebut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Iran berkibar di belakang pagar kedutaan Iran di Berlin, Jerman, 12 September 2020.
Foto: EPA-EFE/ALEXANDER BECHER ID: 9542194
Bendera Iran berkibar di belakang pagar kedutaan Iran di Berlin, Jerman, 12 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Perminyakan Iran Javad Owji menuduh Israel menyabotase jaringan pipa gas yang menyebabkan beberapa ledakan pekan lalu. Hal ini menambah ketegangan dua negara yang sudah memanas sejak perang Israel di Gaza.

Pernyataan Owji ini disampaikan setelah Iran juga menuduh Israel dalang beberapa serangan ke program nuklirnya.

Baca Juga

"Ledakan pipa gas merupakan bagian dari plot Israel, musuh berniat mengganggu layanan gas di provinsi-provinsi dan membahayakan distribusi gas rakyat," kata Owji seperti dikutip kantor berita IRNA, Rabu (21/2/2024).

"Tindakan dan rencana jahat yang dilakukan oleh musuh dikelola dengan baik," tambahnya tanpa memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.

Israel tidak mengakui melakukan serangan tersebut, meskipun mereka jarang mengklaim misi spionase di luar negeri. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, belum menanggapi permintaan komentar.

Pada 14 Februari lalu pipa gas alam yang membentang dari provinsi Chaharmahal dan Bakhtiari di bagian barat Iran hingga ke utara ke kota-kota di Laut Kaspia meledak. Pipa sepanjang 1.270 kilometer  tersebut dimulai dari Asaluyeh, pusat  ladang gas lepas pantai South Pars di Iran.

Sebelumnya, Owji membandingkan serangan tersebut dengan serangkaian serangan misterius dan tidak diklaim terhadap jaringan pipa gas pada tahun 2011 termasuk di sekitar peringatan Revolusi Islam Iran tahun 1979. Ulang tahun ke-45 revolusi 1979 hanya beberapa hari sebelum ledakan pipa.

Sebagian besar serangan Israel di Iran menargetkan lokasi nuklir negara itu. Pekan lalu, kepala pengawas nuklir PBB memperingatkan Iran "tidak sepenuhnya transparan" terkait program atomnya, terutama setelah seorang pejabat yang pernah memimpin program nuklir Iran mengumumkan Teheran memiliki semua bagian untuk mengembangkan senjata nuklir.

Ketegangan atas program nuklir Iran muncul ketika kelompok-kelompok yang dipersenjatai Teheran di kawasan, seperti Hizbullah Lebanon dan Houthi di Yaman melancarkan serangan-serangan yang menargetkan Israel terkait perang di Gaza. Houthi terus menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah.

Serangan Houthi memicu serangan balasan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Meskipun sudah sebulan AS memimpin serangan udara ke target-target Houthi tapi kelompok itu tetap mampu melancarkan serangan-serangan yang signifikan.

Pekan ini, mereka merusak kapal di selat Bab al-Mandab dan menjatuhkan drone AS yang bernilai puluhan juta dolar. Sementara serangan yang dicurigai dilakukan Israel menghantam pemukiman di ibukota Suriah, Damaskus. Kemungkinan serangan itu mengincar anggota Garda Revolusi Iran yang bertugas di Suriah.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement