Jumat 23 Feb 2024 03:21 WIB

Pemerintah Gencar Bagikan Bansos, Kemenkeu Ungkap Total Anggarannya

Rp 17,5 triliun bantuan beras 10 kg diberikan ke penerima sampai Juni nanti.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga membawa karung beras saat penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024). Sebanyak 1.000 karung cadangan beras pemerintah disalurkan kepada warga di kelurahan Warakas untuk meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya ditengah kenaikan harga beras.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga membawa karung beras saat penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024). Sebanyak 1.000 karung cadangan beras pemerintah disalurkan kepada warga di kelurahan Warakas untuk meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya ditengah kenaikan harga beras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, total anggaran bantuan sosial (bansos) mencapai Rp 17,5 triliun sampai Juni 2024. Anggaran itu di antaranya digunakan untuk menggelontorkan bantuan pangan ke 22 juta penerima.

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menjelaskan, anggaran tersebut termasuk pemberian bantuan beras 10 kg per bulan dan tambahan daging ayam serta telur bagi keluarga yang memiliki balita stunting.

Baca Juga

"Rp 17,5 triliun itu bantuan beras 10 kg ke penerima sampai Juni nanti. Lalu untuk keluarga yang memiliki balita stunting berupa daging ayam dan telur seperti dilakukan akhir tahun lalu," jelas Isa dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (22/2/2024).

Lalu untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) mitigasi risiko pangan, kata dia, anggarannya sebesar Rp 11,3 triliun. BLT diberikan sebesar Rp 600 ribu selama tiga bulan ke 18,8 juta orang.

"Ini seluruhnya tentunya disiapkan dari cadangan belanja bansos yang memang disediakan dari tiap tahun anggaran," tuturnya. Kemenkeu meyakini, bansos yang diberikan ke masyarakat akan berdampak besar ke perekonomian nasional.

"Tentu belanja bantuan sosial memberikan dampak ke konsumsi masyarakat," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pada kesempatan serupa. Ia meyakini, konsumsi masyarakat akan meningkat dan daya beli juga tidak akan turun.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah tengah gencar menyalurkan bansos. Di antaranya bansos BLT Mitigasi Risiko Pangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement