Jumat 23 Feb 2024 09:14 WIB

Serangan Houthi di Laut Merah Belum Memicu Inflasi, Ini Penjelasan Moody’s

Ritel pakaian mewanti-wanti mengenai tertundanya kiriman barang.

Peti kemas dari perusahaan Maersk terlihat antara lain di terminal transshipment di St. Petersburg, Rusia, Kamis, 24 Maret 2022. Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terbaru pada Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Foto: AP Photo
Peti kemas dari perusahaan Maersk terlihat antara lain di terminal transshipment di St. Petersburg, Rusia, Kamis, 24 Maret 2022. Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terbaru pada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang yang melewati Laut Merah nyata-nyata berdampak. Di antaranya tertundanya pengiriman kargo serta biaya pengapalan yang menjadi lebih tinggi dibandingkan biasanya. 

Kapal-kapal tersebut membawa segala jenis barang dari furnitur dana pakaian hingga makanan serta bahan bakar. Serangan Houthi menyebabkan kapal dialihkan rute terdekat yaitu Terusan Suez ke rute lebih jauh dan mahal, Tanjung Harapan Afrika. 

Baca Juga

Sebelum memasuki Terusan Suez, kapal melewati Laut Merah. Di perairan ini Houthi menyerang kapal-kapal yang milik Inggris, AS, Israel dan yang terkait dengan Israel. Maka, mereka memutuskan melewati Terusan Suez seperti biasanya untuk menuju Eropa. 

Meski demikian, meningkatnya biaya pengapalan dan tertudannya pengiriman yang berimbas pada jumlah stok barang, menurut lembaga pemeringkat kredit, Moody's Investor Service, belum memicu terjadinya inflasi. Mengapa?

Moody’s mengungkapkan, permintaan konsumen yang rendah dan jumlah kapal memadai menjadi peredam terjadinya inflasi. ‘’Perubahan rute tidak berpengaruh besar pada inflasi sebab tak berdampak pada permintaan,’’ kata analis sektor transportasi Moody’s, Daniel Harlid, Kamis (22/2/2024)

Perubahan rute kapal ke wilayah sekitar Afrika memerlukan lebih banyak kapal dalam kisaran 6 hingga 10 persen. Ini mempertimbangkan lebih lambatnya kapal kembali ke titik awal berangkat. Membuat tarif juga naik hingga 100 persen.

Karena itu, para pemilik kapal yang memiliki kapal baru, berusaha mengisi kapal-kapal yang ada dengan kargo sebelum dimulainya serangan Houthi pada November 2023. 

Menurut data perusahan maritim, Clarksons Research, kapasitas industry kapal kontainer akan meningkat antara 7 hingga 8 persen pada 2023 dan 2024. Terkait serangan di Laut Merah, sektor otomotif mengalami dampaknya. 

Tesla dan perusahaan manufaktur lainnya untuk sementara menunda produksi di Eropa karena kekurangan komponen. Kamis, distributor suku cadang otomotif, LKQ Corp, menambah pesanan untuk melindungi agar pabrik di Eropa tetap bisa beroperasi. 

Sedangkan toko yang menjual bahan makanan di Inggris mengantisipasi kurangnya stok the. Ritel pakaian juga mewanti-wanti mengenai tertundanya kiriman barang akibat serangan Houthi  yang terjadi di Laut Merah. 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement