REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Di musim hujan ini, selain harus waspada dengan bencana alam, masyarakat juga harus waspada dengan berbagai penyakit. Salah satunya, demam berdarah dengue (DBD). Karena, kasus kematian akibat DBD ini di Jawa Barat (Jabar) masih tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mencatat ada sebanyak 4.637 kasus. Dari ribuan kasus tersebut, sebanyak 36 orang di antaranya meninggal dunia sepanjang Januari-Februari 2024.
Menurut Kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa mengatakan, jumlah kasus kematian ini termasuk dari Kota Bogor. "Jumlah kasus DBD 4.637 dengan jumlah kematian 36 orang, itu data dari 27 kabupaten dan kota di Jabar, dan termasuk 4 kasus yang di Kota Bogor," ujar Rochady kepada wartawan belum lama ini.
Rochady, tidak merinci data tersebut paling banyak dari kabupaten/kota mana saja. Namun, dia memastikan, dari ribuan kasus itu tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat. "Sebaran kasusnya di kota-kota besar, dan itu pasti merata (setiap kecamatan)," katanya.
Kasus DBD di Jabar, kata dia, paling banyak menyerang usia kelompok anak-anak. Menurutnya, hal itu disebabkan karena daya tahan tubuh yang berbeda dengan kelompok usia dewasa. "Kalau kita lihat ini virus, dan kalau virus ini pasti berhubungannya dengan daya tahan tubuh, kalau daya tahan tubuhnya rendah itu akan lebih rentan. Jadi ada beberapa faktor resiko memang di anak-anak," katanya.
Dengan kondisi ini, kata Rochady, Pemprov Jawa Barat akan menggalakan pencegahan DBD kembali sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, fasilitas kesehatan juga kini tengah diminta untuk siap siaga.
"Rumah sakit juga siap melaksanakan pelayanan terhadap pasien DBD, dan masyakarat tentunya harus tetap menjaga kebersihan, dan masyarakat juga harus bisa menyelesaikan 3M (menguras, menutup, dan mengubur genangan air)," katanya.