Rabu 28 Feb 2024 23:07 WIB

Sejumlah Petani di Karangtengah Gunungkidul Simpan Hasil Panen Padi

Panen padi dilaporkan berlangsung di sejumlah kapanewon wilayah Gunungkidul.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Gabah hasil panen.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
(ILUSTRASI) Gabah hasil panen.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL — Kelompok Tani Makmur di Karangtengah, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memanen padi di lahan seluas 10 hektare. Sebagian besar petani disebut menyimpan hasil panen itu dibandingkan menjualnya.

Ketua Kelompok Tani Makmur, Sugiyo, mengatakan, padi yang ditanam kelompoknya jenis PP, Cakrabuana, Ciherang, dan Madu. Pada panen kali ini, produktivitasnya disebut mencapai sekitar 8,7 ton per hektare gabah kering panen atau 7,04 ton per hektare gabah kering giling.

Baca Juga

“Kami bersyukur, meski panen telat karena masa tanam yang mundur, hasil yang didapatkan mampu mencukupi kebutuhan hidup. Terlebih saat ini harga beras di sejumlah wilayah, termasuk Gunungkidul, relatif tinggi,” kata Sugiyo, Rabu (28/2/2024).

Sugiyo mengatakan, ada 69 anggota Kelompok Tani Makmur. Dari jumlah anggota tersebut, kata dia, sebagian besar memilih menyimpan hasil panen dibandingkan menjualnya. “Mayoritas petani hasil panen lebih banyak disimpan untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga dibandingkan dijual,” ujar dia.

Menurut Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Raharjo Yuwono, sejauh ini sudah ada laporan panen dari beberapa kapanewon. Di Ponjong, misalnya, provitas dilaporkan mencapai 6,8 ton gabah kering giling per hektare, di mana luasan lahan yang sudah panen mencapai 25 hektare.

Di Wonosari, yang sudah dipanen 29 hektare, dengan provitas tujuh ton gabah kering giling per hektare. Adapun di Karangmojo yang sudah dipanen 11 hektare, dengan provitas 6,9 ton gabah kering giling. Sementara di Tepus yang sudah dipanen 15 hektare, dengan provitas 3,5 per hektare.

“Data ini bersifat sementara. Hal yang terpenting hasil panen kali ini diharapkan mampu mencukupi kebutuhan beras petani, sehingga tidak terkena dampak kenaikan harga beras,” ujar Raharjo.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, kenaikan harga beras belakangan ini dipengaruhi telatnya musim tanam padi dan panen yang terjadi di sejumlah daerah. Saat ini, kata dia, di beberapa wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah panen padi. “Kami berharap masyarakat, khususnya petani, tidak terpengaruh dengan naiknya harga beras,” kata dia.

Bupati mengimbau petani terus menjaga produktivitas padi dan menambah masa tanam, seperti dua kali dalam setahun.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement