REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari RS Hasan Sadikin Bandung, dr Herry Herman, mengatakan bahwa orang tua perlu berkomunikasi mengenai sakit yang dialami anak remajanya, agar kemungkinan osteosarkoma dapat diatasi sesegera mungkin. Osteoraskoma rentan dialami para remaja.
"Ini saya tanya terus, ada sakit nggak dulu tuh? Terutama pada saat jam-jamnya tidur. Kalau ada, langsung tuh. Jadi komunikasi sama anaknya. Awasi terus," ujarnya dalam "Tumor Ganas Osteosarcoma, Sering Terjadi pada Remaja?" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Menurut Herry, remaja adalah aset dan investasi orang tua dan negara yang luar biasa, sehingga keluarga perlu memantau pertumbuhannya agar anak itu bisa tumbuh menjadi sehat dan produktif.
Herry menjelaskan bahwa osteosarkoma terjadi di masa pertumbuhan, dan rentan dialami laki-laki yang sedang puber. Penyakit itu disebabkan oleh pertumbuhan tulang-tulang di lutut di masa growth spurt (lonjakan pertumbuhan) yang kelewat cepat, hingga akhirnya terjadi kecelakaan.
Dia mencontohkan, di mana seharusnya kecepatan bertumbuhnya hanya 25 cm dalam waktu tiga hingga empat tahun, pertumbuhan remaja ini malah 50 cm dalam waktu yang sama, dan tidak dapat berhenti-henti. Hingga akhirnya ada tumor berupa tonjolan dari tulang.
Dokter itu menjelaskan, ada sejumlah faktor risiko osteosarkoma, yang pertama genetik, dan yang kedua sporadik, yang dia sebut sebagai nasib atau probabilitas. Dia menuturkan, yang paling sering terjadi adalah osteosarkoma akibat probabilitas tersebut, di mana tidak diketahui alasan yang jelas.
Menurutnya, langkah yang terpenting untuk mengatasi hal itu adalah deteksi dini. Apabila anak remaja mengeluhkan nyeri pada satu sisi tulang lutut pada malam hari, kata dia, perlu segera dibawa ke dokter, karena hal tersebut adalah pertanda osteosarkoma.
Nyeri tersebut, ujarnya, muncul karena tumor tersebut tumbuh di dalam rongga tulang, dan menjelang tidur, endorfin yang berfungsi mengatasi nyeri secara natural tidak aktif.
Herry mengatakan, rasa sakit di satu lutut pada malam hari adalah spesifik tanda osteosarkoma, dan berbeda dengan rasa nyeri di kedua lutut karena memang sedang masa pertumbuhan. Dia menjelaskan, rasa sakit akibat pertumbuhan disebabkan oleh inflamasi karena tubuh sedang menyesuaikan diri dengan proses tersebut.
"Yang paling gampang sebetulnya nyeri karena pertumbuhan itu terjadi pada kedua sisi. Kenapa? Karena dengan pemanjangan tulang yang terjadi pada kedua sisi, otot itu ketarik," katanya.
Dia menjelaskan, sarkoma lebih berbahaya dibandingkan karsinoma, meski keduanya sama-sama mematikan. Hal ini karena penyebaran sarkoma ke paru-paru langsung melalui darah, sementara karsinoma melalui kelenjar getah bening terlebih dahulu.
Apabila osteosarkoma dibiarkan, katanya, maka tubuh akan melakukan glukoneogenesis, di mana tubuh menghancurkan otot dan lemaknya sendiri untuk memberi makan tumor tersebut. Agar tidak terjadi seperti itu, maka tumor perlu disingkirkan sesegera mungkin.
Jika stadium penyakitnya masih dini, kata dia, maka salah satu teknik yang dapat digunakan adalah megaprosthesis, atau implan untuk mengganti lutut, alih-alih amputasi kaki yang digunakan apabila sudah terjadi penyebaran ke paru-paru.