REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sejak awal genosida di Gaza, bentuk solidaritas baru telah berkembang di Jepang. Anak-anak muda di Tokyo turut melakukan aksi bela untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap genosida yang terjadi di Palestina.
Pada Oktober 2023, pemerintah Jepang sempat menyatakan solidaritasnya terhadap Israel dan mengutuk serangan teror yang dilakukan Hamas. Namun, sejumlah perusahaan di Jepang justru menunjukkan dukungannya terhadap Palestina.
Misalnya, CEO Rakuten, Mikitani menyumbangkan 3,3 juta dolar AS ke Palestina dan mengaku merasa sangat sedih atas penderitaan warga Gaza. Lalu, Itochu Corp juga mengumumkan niatnya untuk membatalkan hubungannya dengan perusahaan militer Israel, Elbit Systems.
Nippon Aircraft Supply (NAS) kemudian mengikuti jejak Itochu dalam mengakhiri kerja samanya. Sikap seperti inilah yang memotivasi para pendukung Palestina yang berbasis di Tokyo, termasuk anak-anak mudanya.
Pekerja Jepang berusia 29 tahun, Aiko, mengatakan keputusan sejumlah perusahaan tersebut merupakan hasil dari berbagai aksi bela Palestina yang diikutinya selama ini.
“Protes di sini sangat berbeda dibandingkan di Eropa. Kami bernyanyi, berteriak, menari, memutar musik, dan berjalan di jalanan Shibuya, Koenji, dan Shinjiku. Pada 19 November, ribuan orang berjalan bersama untuk menghentikan perang! Saya juga berpartisipasi dalam aksi duduk diam di depan markas besar Itochu untuk menekan mereka agar memutuskan hubungan dengan tentara Israel," dilansir The New Arab, Jumat (1/3/2023).
Gazan Hanin (27) dan seniman Aljazair berusia 31 tahun, Zac berada di balik beberapa upaya menyuarakan bela Palestina di Jepang. Pada Oktober 2023 lalu, Zac merasa perlu untuk membuat orang merasakan sakitnya kematian. Oleh karena itu, mereka memutuskan membuat kembali kain kafan putih kematian bayi Gaza dan meratapinya di depan kedutaan Palestina.
Beberapa minggu kemudian, “Tears for Palestine”...