Ahad 03 Mar 2024 23:09 WIB

Waduh, Harga Beras Bulog di Daerah Ini Tembus Rp 17 Ribu per Kg

Seharusnya yang dijual di pasaran itu khusus beras Bulog harganya hanya Rp 11.500.

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/32024). Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/32024). Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.

REPUBLIKA.CO.ID, TTS -- Penjabat Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Seperius Edison Sipa mengatakan harga beras dari Perum Bulog yang dijual di pasaran di Kabupaten itu mencapai Rp17 ribu per kilogram.

“Seharusnya yang dijual di pasaran itu khusus beras Bulog harganya hanya Rp 11.500 per kilogram. Namun berdasarkan pantauan kami justru dijual per kilogramnya mencapai Rp17 ribu per kilogram,” katanya saat ditemui Kota So’e, Kabupaten TTS, Jumat, (1/3/2024).

Baca Juga

Hal ini disampaikannya di sela-sela peluncuran program Youth-Led Agri-Food  (YLA) di Desa Noibila, Kecamatan Mollo Selatan, Timor Tengah Selatan.

Dia mengatakan berdasarkan cerita pedagang beras itu, diketahui bahwa beras Bulog yang dijual itu dia beli dari orang ketiga yang mana dijual dengan harga kurang Rp16 ribu per kilogram.

Sehingga untuk mendapatkan keuntungan pedagang itu lalu menjualnya dengan harga Rp17 ribu per kilogram.

“Harusnya beras Bulog itu dijual dengan kisaran harga Rp10.250 per kilogram hingga Rp11.500 per kilogram. Nah pedagang itu dapat dari tangan ketiga bukan langsung dari Bulog,” ujar dia.

Untuk mencegah harga beras Bulog tersebut naik di para pedagang lainnya, di sejumlah pasar di Kabupaten TTS, pemerintah daerah setempat membuat terobosan dengan menugaskan 10 pengecer khusus untuk menjual beras Bulog.

Para pengecer itu akan disebar  di Pasar Inpres So’e tujuh orang,  satu pengecer lagi di Pasar Oinlasi, Kecamatan Amanatun Selatan dan satu pengecer di Pasar Kapan, Kecamatan Amanuban Tengah.

“Kami sudah koordinasi juga dengan Bulog juga dan sudah disepakati menggunakan metode tersebut agar bisa mencegah semakin tingginya harga beras Bulog di Kabupaten TTS,” ujar dia.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement