Rabu 06 Mar 2024 15:15 WIB

BPBD Garut Pantau Tanah Bergerak di Banjarwangi, Retakan Tanah Bikin Rumah Warga Miring

Fenomena tanah bergerak menyebabkan rumah warga retak dan miring.

Red: Qommarria Rostanti
Tanah bergerak (ilustrasi). BPBD Kabupaten Garut, Jawa Barat, memantau tanah bergerak melanda pemukiman warga Kecamatan Banjarwangi.
Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Tanah bergerak (ilustrasi). BPBD Kabupaten Garut, Jawa Barat, memantau tanah bergerak melanda pemukiman warga Kecamatan Banjarwangi.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, memantau tanah bergerak melanda pemukiman warga Kecamatan Banjarwangi. Pemantauan bertujuan untuk mengetahui dampak bencana itu yang jika meluas maka masyarakat diminta mengungsi ke tempat yang aman.

"Untuk segera bergeser ke rumah sanak saudara apabila pergeserannya masif," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut Daris Hilman dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Rabu (6/3/2024).

Baca Juga

BPBD Garut sudah mendapatkan laporan tanah bergerak di Kampung Kaso, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, sejak beberapa hari lalu. Pihaknya kemudian menindaklanjuti laporan itu guna menentukan kebijakan terkait dengan masyarakat di daerah tersebut apakah perlu direlokasi atau tidak.

Langkah saat ini, katanya, berupa sosialisasi dan mengedukasi masyarakat untuk segera mengungsi apabila tanah bergerak terus terjadi, sedangkan tindakan darurat berupa menutup retakan dengan lumpur.

"Sudah diedukasi agar menutup rekahan dengan lumpur untuk sementara tindakan darurat," kata dia.

Kepala Polsek Banjarwangi Iptu Amirudin Latif mengatakan pihaknya melakukan patroli untuk mengecek daerah terdampak tanah bergerak yang menyebabkan tanah retak-retak, sejak sepekan lalu. Retakan tanah, kata dia, kembali terjadi dan melebar di kampung tersebut setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Garut, Ahad (3/4/2024), mengakibatkan kerusakan bangunan rumah dan mushalla.

"Mengakibatkan rumah warga retak-retak, miring, dan kolam warga surut, adapun warga yang terdampak berjumlah 16 KK dan bangunan mushalla," katanya.

Ia mengatakan hujan bisa memicu tanah bergerak sehingga masyarakat harus selalu waspada terhadap bencana tersebut, antara lain dengan mengaktifkan siskamling. Jika turun hujan deras, kata dia, sebaiknya warga yang rumahnya terdampak tanah bergerak segera mengungsi ke tempat aman, seperti ke rumah saudara, agar terhindar dari bencana tersebut.

"Saat ini warga masih bertahan kecuali hujan besar, geser ke saudaranya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement