Kamis 07 Mar 2024 21:19 WIB

Delegasi Hamas Tinggalkan Kairo Setelah Israel Dilaporkan 'Gagalkan' Kesepakatan Damai

Dikutip dari Aljazirah, Israel "menggagalkan" semua upaya mediator perdamaian.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Anak-anak dan warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat (16/2/2024). Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang antara Israel dan Hamas.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Anak-anak dan warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat (16/2/2024). Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang antara Israel dan Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Hamas mengatakan delegasinya dalam perundingan gencatan senjata Gaza meninggalkan Kairo, Mesir. Tapi pembicaraan akan terus dilanjutkan sampai kesepakatan tercapai.

Sebelumnya kepada kantor berita Reuters pejabat Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan perundingan di Kairo gagal mencapai terobosan karena Israel menolak tuntutan kelompoknya untuk mengakhiri serangan ke Gaza, menarik mundur pasukannya, dan memastikan bantuan dapat masuk dan para pengungsi dapat pulang ke rumahnya.

Baca Juga

Dikutip dari Aljazirah, Kamis (7/3/2024) Abu Zuhri mengatakan Israel "menggagalkan" semua upaya para mediator untuk mencapai kesepakatan. Pada Selasa (5/3/2024) lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak Hamas untuk menerima penawaran dalam perundingan. Ia mengklaim Israel kooperatif dan sudah ada "tawaran rasional" dalam gencatan senjata dalam pertukaran pembebasan sandera.

"Kini kesepakatan ada di tangan Hamas," kata Biden.

Biden memperingatkan "sangat berbahaya" pertempuran berlanjut sampai Ramadhan. Israel tidak menghadiri perundingan yang digelar di Kairo, Mesir. Sementara Hamas berjanji untuk terus berpartisipasi dalam perundingan tersebut.

Namun, pejabat Hamas menegaskan sebelum para sandera dapat dibebas gencatan senjata sudah harus dilakukan, pasukan Israel harus meninggalkan Gaza dan semua warga Gaza yang terpaksa mengungsi dapat kembali pulang ke rumahnya.

"Kami menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk mencapai penghentian agresi yang komprehensif terhadap rakyat kami, tetapi penjajah masih menghindari hak-hak dari perjanjian ini," kata Hamas dalam pernyataannya.

Sebelumnya, sumber mengatakan Israel menjauh dari perundingan Kairo karena Hamas menolak untuk memberikan daftar sandera yang masih hidup. Hamas mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan tanpa gencatan senjata karena para sandera tersebar di seluruh zona perang.

Pasukan Israel, yang memulai serangan mereka di Gaza setelah serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober, terus membombardir daerah kantong Palestina itu sejak pembicaraan di Kairo dimulai pada hari (3/3/2024), dan situasi kemanusiaan yang mengerikan di daerah padat penduduk itu semakin memburuk.

"Setiap hari kami kehilangan puluhan syahid. Kami ingin gencatan senjata sekarang," kata Shaban Abdel-Raouf, seorang teknisi listrik Palestina dan ayah lima anak dari Kota Gaza, yang sekarang berada di kota selatan Khan Younis.

Para pejabat kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan Israel kini telah melampaui 30.700 orang. 

photo
Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement