Sabtu 09 Mar 2024 08:55 WIB

Real Count di Sirekap Disetop, KPU Ajak Publik Fokus ke Rekapitulasi Manual

KPU menyebut ketidakakuratan Sirekap arena kesalahan pemindaian.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Komisioner KPU RI August Mellaz ketika diwawancarai wartawan usai rapat persiapan debat dengan perwakilan tim pasangan capres-cawapres dan perwakilan media penyelenggara di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024).
Foto: Republika/Febryan A
Komisioner KPU RI August Mellaz ketika diwawancarai wartawan usai rapat persiapan debat dengan perwakilan tim pasangan capres-cawapres dan perwakilan media penyelenggara di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU RI August Mellaz mengajak publik untuk fokus memperhatikan rekapitulasi manual hasil penghitungan suara Pemilu. Hal itu disampaikan usai KPU menyetop permanen penayangan real count atau tabulasi raihan suara di laman publikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).

Mellaz menjelaskan, tayangan real count di Sirekap memunculkan spekulasi bahwa ada manipulasi raihan suara peserta pemilu. Padahal, ketidakakuratan angka raihan suara di Sirekap terjadi karena kesalahan pemindaian.

Baca Juga

Dia mengajak publik fokus memperhatikan proses rekapitulasi manual yang merupakan acuan penetapan raihan suara. "Rekapitulasi berjenjang sedang berlangsung, fokus kesana," kata Mellaz kepada wartawan, Jumat (8/3/2024).

Dalam proses rekapitulasi manual itu, kata Mellaz, semua masalah dibahas secara terbuka. Publik bisa mengamati prosesnya dengan menonton tayangan langsungnya di kanal YouTube.

Mellaz menambahkan, kendati penayangan tabulasi suara di Sirekap dihentikan, tapi pihaknya tetap mengunggah dokumen-dokumen otentik ke aplikasi tersebut. Dokumen itu meliputi C.Hasil (catatan resmi hasil penghitungan suara di tingkat TPS) serta D.Hasil (formulir resmi hasil rekapitulasi), mulai dari D.Hasil tingkat kecamatan hingga KPU RI.

Aplikasi Sirekap...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement