REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sumber dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) potensi wakaf di Indonesia baru terhimpun satu persen, atau setara dengan Rp 1,7 triliun dari potensi keseluruhan di angka Rp 180 triliun. Hal ini juga disertai dengan masih rendahnya literasi masyarakat terkait wakaf yaitu di angka sekitar 50,4. Hal ini pula lah yang menjadikan banyak aset-aset wakaf yang terkategori kurang terdayagunakan.
Sebagai salah satu upaya untuk mendayagunakan aset-aset wakaf, Rumah Wakaf menginisiasi konsep Kampung Wakaf. Kampung Wakaf merupakan upaya optimalisasi harta wakaf yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara produktif.
Lebih khusus lagi, Rumah Wakaf berupaya menyelaraskan pendekatan Kampung Wakaf ini dengan isu ketahanan pangan. “Upaya pelaksanaan serta dampak dan kontribusi Kampung Wakaf terhadap ketahanan pangan, insyaa Allah kami upayakan secara bertahap. Dimulai dengan mendukung serta menggalakan partisipasi masyarakat, dengan harapan keberlanjutan program serta dampaknya bisa kami konsistenkan,” kata Rendi Septiyan Nugraha selaku CEO Rumah Wakaf, dalam siaran persnya.
Salah satu pendekatan program Kampung Wakaf ini adalah Kebun Produktif, yang realisasinya dikelola secara langsung oleh Rumah Wakaf dengan menjalin kemitraan bersama dengan para petani lokal. “Meskipun demikian, kami percaya bahwa ada banyak inisiatif serta karya nyata masyarakat dan/atau kelompok tani yang perlu kami dukung dengan pendekatan Kampung Wakaf ini. Hal ini di antaranya adalah aktivitas Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Mulya, yang ada di Kampung Bojong Menteng, Kelurahan Pasir Mulya, Kec. Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat ini,” terang Rendi.
“Partisipasi aktif masyarakat dalam mendayagunakan lahan wakaf yang diamanahkan kepada Rumah Wakaf di Kampung Bojong Menteng ini, sangat menggembirakan. Kami berharap bisa senantiasa memberikan dukungan terbaik dengan berbagai inisiatif dan pengembangan program yang berdampak,” ungkap Rendi.
Hingga tahun 2023 Rumah Wakaf telah memberikan dampak bagi 158.765 penerima manfaat di 18 Provinsi di Indonesia, melalui rangkaian program Wakaf Produktif serta Wakaf Sosial.
Kekalkan kebaikan Ramadhan
Menjelang bulan Ramadhan 1445 Hijriyah, Rumah Wakaf juga meluncurkan sebuah kampanye yaitu Kekalkan Kebaikan Ramadhan. Kekalkan Kebaikan Ramadhan adalah ajakan untuk menambah amalan dan pahala kebaikan di Bulan Ramadhan dengan membahagiakan sesama melalui beragam program istimewa sekaligus berwakaf.
Adapun program istimewa yang digulirkan selama Ramadhan ini adalah Paket Buka Puasa, Berbagi untuk Yatim Dhuafa, Berbagi Sembako, serta Infak Difabel Istimewa. Keistimewaan utama dari keempat program ini adalah dikarenakan setiap paket programnya sudah plus wakaf. Makna dari “Plus Wakaf” ini adalah setiap individu masyarakat, komunitas, korporasi, serta mitra lainnya yang mendukung campaign Kekalkan Kebaikan Ramadhan berarti juga menunaikan wakaf yang merupakan sedekah jariyah.
“Hal ini menjadi upaya kami untuk mendekatkan pengalaman serta kemanfaatan berwakaf bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kami pun menginisiasi beragam kolaborasi strategis agar gerakan dan campaign ‘Kekalkan Kebaikan Ramadhan’ ini semakin dekat di hati masyarakat,” papar Rendi.
“Teladan Rasul dan gerakan Demam Mengaji adalah di antara kolaborasi yang kami harapkan bisa memberikan khasanah baru bagi masyarakat muslim Indonesia, dalam meningkatkan amalan ibadahnya sekaligus mendapatkan pengalaman berwakaf,” ujar Rendi.
Kampung Wakaf di Bojong Menteng ini, menjadi salah satu titik dimana Rumah Wakaf juga ingin memberikan dampak dan kebahagiaan bagi warganya melalui beragam program istimewa di Bulan Ramadhan. Rumah Wakaf mendistribusikan paket Berbagi Sembako serta Berbagi untuk Yatim Dhuafa, bagi masyarakat dari keluarga pra-sejahtera yang prioritas mendapatkan bantuan.