REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Inklusi menjadi salah satu poin penting dalam perjalanan karier Mimi Kurniawan yang saat ini menjabat sebagai Chief Diversity Officer Philip Morris International (PMI), perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna). Menurut perempuan asal Palembang, Sumatera Selatan ini, inklusi membantu karyawan untuk dilibatkan, diperlakukan dengan hormat, dan mendapatkan apresiasi.
Keyakinan Mimi perihal pentingnya inklusi tidak lepas dari pengalamannya lebih dari dua dekade berkarir mulai dari jenjang paling awal di Sampoerna hingga kini duduk di level manajemen PMI yang bertanggung jawab untuk seluruh afiliasinya di berbagai belahan dunia.
"Inklusi ini bukan hanya bagi wanita, tapi semua orang. Inklusi adalah suatu kondisi di mana semua pihak mendapatkan pengakuan dan apresiasi terhadap perbedaan, kemampuan, dan pengalamannya," ujarnya beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Mimi memulai kariernya di Sampoerna pada 1996. Dalam perjalanan kariernya, Mimi telah mendapat kepercayaan di berbagai departemen seperti planning, procurement, logistics, supply chain, manufacturing, hingga kemudian diberi kesempatan untuk memimpin departemen sumber daya manusia (human resource) sebagai salah satu Dewan Direksi di Sampoerna, Indonesia.
Mimi kemudian dipercaya untuk menduduki posisi yang lebih tinggi, yakni sebagai Vice President Manufacturing di New York. Kariernya tidak berhenti di situ. Mimi lalu mendapat tanggung jawab baru sebagai Vice President Operations Sustainability pada Juli 2022. Terbaru, sejak awal 2023 ia mengemban jabatan Chief Diversity Officer.
Perempuan lulusan Universitas Kristen Petra Surabaya, Jawa Timur ini melanjutkan, inklusi tidak lepas dari Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) atau keberagaman, kesetaraan, dan inklusi. Sebagai perusahaan yang memiliki organisasi besar, PMI percaya keberagaman, kesetaraan dan inklusi memainkan peran penting untuk menghadapi tantangan usaha yang beragam, merawat talenta perusahaan dan menjawab kebutuhan konsumen yang dinamis.
PMI, katanya, melihat keberagaman atau diversity sebagai sebuah kekuatan. Untuk itu, PMI berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan yang memiliki berbagai latar belakang agar bisa menjadi diri mereka sendiri guna memberikan kontribusi terbaik, saling mendukung dan mendorong lahirnya inovasi.
"Kami berkomitmen untuk menciptakan tempat kerja yang beragam, setara, dan inklusif. Tujuannya untuk mendukung setiap orang dalam organisasi agar dapat memanfaatkan energi positif mereka untuk tumbuh dengan cemerlang," paparnya.
Jejak penerapan DEI, kata Mimi, dapat dilihat sejak 2019 lalu ketika PMI menjadi perusahaan multinasional pertama yang menerima sertifikasi Global Equal-Salary dari Equal-Salary Foundation.
Penghargaan serupa juga diraih pada 2022 lalu. Hal itu, katanya, membuktikan bahwa PMI berkomitmen untuk terus memberikan upah yang setara untuk pekerjaan yang sama bagi karyawan laki-laki dan perempuan.
"Pada 2021, kami memulai program "Women in Leadership" untuk mendukung karyawan perempuan. Kami kemudian berhasil mencapai target 40 persen representasi karyawan perempuan di posisi manajerial pada 2022," paparnya.
PMI juga telah mengimplementasikan kebijakan 'Global Parental Leave' yang bersifat inklusif dan berlaku di seluruh afiliasi PMI pada akhir 2022. Melalui kebijakan ini, PMI memberikan periode cuti berbayar bagi orang tua selama 18 pekan untuk pengasuh utama dan delapan pekan untuk pengasuh pendukung tanpa membeda-bedakan laki-laki maupun perempuan.
Mimi menuturkan PMI dan Sampoerna memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan lingkungan kerja yang beragam, setara, dan inklusif. Namun, penerapannya tentu disesuaikan dengan latar belakang budaya dan cara berkomunikasi di Indonesia.
Di Indonesia, lanjutnya, Sampoerna memiliki prinsip panduan 'Falsafah Tiga Tangan', yang mewakili penciptaan nilai bagi para pemangku kepentingan utama, termasuk salah satunya adalah lebih dari 80 ribu karyawan perseroan, baik langsung maupun tidak langsung.
Sampoerna, katanya, berkomitmen untuk menciptakan tempat kerja yang inklusif dan beragam, di mana semua karyawan merasa dihargai dan dihormati. Hal ini nyata dalam inisiatif terkait well-being dan dukungan lainnya yang sangat penting dalam menunjang kehidupan karyawan baik pertumbuhan karier maupun keluarga
Adapun, inisiatif well-being yang dimaksud ialah Sampoerna tidak hanya mengedepankan keselamatan kerja, tetapi juga menyediakan sumber daya yang menunjang kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.
"Bagi orang tua, ada juga dukungan seperti virtual parental support facility atau daycare, komunitas orang tua, serta diskusi dan sharing session tentang kiat-kiat parenting," lanjutnya.
Mimi menjelaskan salah satu keunikan Sampoerna ialah mayoritas karyawannya merupakan ibu-ibu pelinting sigaret kretek tangan (SKT). Untuk mendukung para ibu itu serta karyawan perempuan lainnya, Sampoerna secara aktif memenuhi hak-hak perempuan, seperti hak cuti melahirkan, asuransi kesehatan, ruang menyusui, dan fasilitas penunjang lainnya.
Selain itu, juga ada program pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan bagi karyawan dan keluarganya melalui program HOPE (Help, Overcome, Prepare, Energize).
"Saya bangga bahwa karyawan SKT Sampoerna didominasi oleh perempuan-perempuan hebat yang mayoritas mengemban peran ganda sebagai tulang punggung keluarga," katanya.
Mimi berharap Sampoerna dapat meneruskan komitmen untuk menciptakan efek berganda inklusif yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan utama perusahaan. Selain itu, dia ingin melihat proporsi manajerial Sampoerna yang lebih beragam lagi.
Menurutnya, Sampoerna memiliki berbagai cara dan sumber daya yang mumpuni untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam di masa depan.
Sebagai informasi, komitmen nyata Sampoerna untuk menerapkan nilai keberagaman, kesetaraan dan inklusi juga diganjar berbagai penghargaan.
Sampoerna meraih Platinum Award untuk kategori Best Workplace di Global CSR Awards (2022) dan Gold Award untuk kategori Excellence for Diversity, Equity, and Inclusion di HR Excellence Awards Indonesia (2023).
Pada beberapa tahun terakhir, Sampoerna juga telah memperoleh sertifikasi Equal Salary yang membuktikan komitmen perseroan untuk memberi perlakuan yang setara kepada karyawan perempuan maupun laki-laki, baik dari sisi kebijakan perusahaan dan remunerasi.
"Semoga PMI dan Sampoerna dapat terus memberdayakan sumber daya manusia atau karyawan yang menjadi penggerak utama perusahaan selama 111 tahun terakhir, serta terus menghadirkan tempat kerja yang inklusif dan menghargai keberagaman," katanya.