Jumat 15 Mar 2024 17:17 WIB

Nia Ramadhani Masuk UGD karena Cantengan, Apa Penyebabnya Sampai Kuku Harus Dicabut?

Cantengan merupakan kondisi di mana kuku kaki tumbuh ke dalam kulit.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Kukuk kaki (ilustrasi). Cantengan atau ingrown toenails merupakan kondisi di mana kuku kaki tumbuh ke dalam kulit.
Foto: www.freepik.com
Kukuk kaki (ilustrasi). Cantengan atau ingrown toenails merupakan kondisi di mana kuku kaki tumbuh ke dalam kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artis Nia Ramadhani belum lama ini membagikan kondisi dirinya mengidap cantengan hingga perlu mendapat penanganan di Unit Gawat Darurat (UGD). Setelah pemeriksaan oleh dokter, kuku di jari jempol kaki kiri Nia akhirnya harus dicabut.

Serupa dengan kondisi pemeran tokoh Hellen di sinetron "Bidadari" itu, cantengan bisa dialami siapa saja. Cantengan atau ingrown toenails merupakan kondisi di mana kuku kaki tumbuh ke dalam kulit, yang bisa disebabkan memotong kuku kaki dengan cara meruncing di bagian sudutnya. 

Baca Juga

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Jumat (15/3/2024), penyebab lain dari cantengan adalah sepatu yang tidak pas, ujung kuku robek, dan trauma pada jari kaki (jari kaki terbentur atau terinjak). Bisa juga karena adanya jaringan yang tumbuh secara alami di sekitar tepian kuku dan memicu cantengan.

Meski bisa menyerang siapa saja, cantengan lebih berisiko bagi remaja, atlet, serta pengidap diabetes. Begitu juga orang yang mengalami kerusakan saraf yang parah di tungkai atau kaki, orang dengan sirkulasi darah yang buruk, serta apabila sebelumnya sudah ada infeksi kuku.

Cantengan biasanya tidak serius dan bisa diobati sendiri di rumah. Perawatan mandiri ini termasuk dengan cara merendam kaki dalam air hangat yang dicampur dengan garam atau air sabun berbusa dua kali sehari, dan menjaga kaki tetap kering sepanjang waktu. 

Untuk membantu kuku kembali tumbuh di atas tepi kulit, pakai benang gigi di bawah kuku kaki yang tumbuh ke dalam. Metode penanganan lain yakni menggunakan krim antibiotik dan perban, serta minum pereda nyeri seperti ibuprofen atau asetaminofen, jika diperlukan.

Berbeda halnya jika cantengan diidap oleh pasien diabetes atau terjadi infeksi, maka harus segera diperiksakan ke dokter. Tanda-tanda cantengan yang infeksi antara lain terasa nyeri, kemerahan, bengkak, dan keluar nanah.

Infeksi itu bisa dipicu oleh masuknya bakteri. Pasien mungkin juga mengalami infeksi di sekitar kuku atau jaringan parut di lipatan kuku. Dalam kasus yang jarang dan kronis, infeksi kuku akibat cantengan dapat menyebar melalui jari kaki dan tulang.

Berdasarkan gejala yang dialami serta tampilan kondisi jari kaki, penyedia layanan kesehatan atau spesialis kaki akan mendiagnosis tingkat keparahan cantengan. Dalam kasus infeksi parah, penyedia layanan kesehatan mungkin akan mengambil sampel dari cairan atau kuku atau melakukan rontgen.

Jika mengalami tanda-tanda infeksi atau cantengan cukup parah, jangan memotong kuku sendiri. Sebab, kondisinya justru bisa bertambah buruk. Ketika gejala tidak membaik dengan pengobatan rumahan cantengan, segera hubungi penyedia layanan kesehatan.

Sering kali, penyedia layanan kesehatan dapat mengobati cantengan dengan teknik yang sama seperti yang dilakukan di rumah. Namun, mereka menggunakan instrumentasi yang steril dan lebih profesional. Kondisi ini biasanya bisa sembuh tanpa operasi.

Untuk kasus yang lebih parah, penyedia layanan kesehatan mungkin perlu mengangkat sebagian kuku melalui prosedur operasi yang disebut avulsi kuku. Obat anestesi akan disuntikkan ke jari kaki, kemudian sebagian atau seluruh kuku yang cantengan akan diambil.  

Diperlukan waktu beberapa bulan hingga kuku tumbuh kembali. Jika kondisi cantengan terus terjadi, penyedia layanan kesehatan juga dapat melakukan pencabutan kuku secara permanen dengan bantuan bahan kimia untuk membunuh akar kuku.

Untuk mencegah cantengan, rendam kaki dalam air hangat sebelum memotong kuku, atau potong kuku setelah mandi. Bersihkan pemangkas kuku sebelum menggunakannya, dan jangan merobek kuku kaki tanpa alat pemotong kuku.

Cara pencegahan lainnya adalah mengenakan sepatu yang ukurannya pas, tidak terlalu longgar atau terlalu ketat di sekitar jari kaki. Hindari pula trauma berulang pada sisi kuku. Untuk pengidap diabetes, ikuti semua rekomendasi perawatan kaki dari penyedia layanan kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement