Senin 18 Mar 2024 10:42 WIB

IHSG Menguat Jelang Kebijakan Suku Bunga Domestik dan Global

IHSG dibuka menguat 10,03 poin atau 0,14 persen ke posisi 7.338,08.

Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi, bergerak menguat menjelang rilis kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) maupun bank sentral Amerika Serikat (AS) pada pekan ini.

IHSG dibuka menguat 10,03 poin atau 0,14 persen ke posisi 7.338,08. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,19 poin atau 0,22 persen ke posisi 999,66.

Baca Juga

“BI akan mengumumkan keputusan suku bunga pada Rabu (20/3), yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 6,00 persen demi menjaga stabilitas nilai tukar,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Selain itu, dari mancanegara, pelaku pasar fokus menantikan pertemuan kebijakan bank sentral AS The Fed pada Selasa (19/03) dan Rabu (20/03) pekan ini, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di level 5,25 sampai 5,50 persen.

Berlanjut pada Kamis (21/03), akan terdapat data klaim pengangguran awal, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS periode Maret 2024, Indeks Manajer Pembelian Komposit Global (PMI) S&P AS periode Maret 2024, dan Indeks Manajer Pembelian Jasa (PMI) AS.

Sebelumnya, dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (15/03) pekan lalu merilis data neraca perdagangan yang berada jauh di bawah konsensus dengan surplus sebesar 0,87 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau turun dibandingkan surplus Januari sebesar 2,02 miliar dolar AS.

Surplus dipicu oleh penurunan ekspor pada Februari 2024, yang sebesar 19,31 miliar dolar AS atau turun 9,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan impor melesat tajam.

Sementara itu, bursa saham AS Wall Street kompak ditutup melemah merespon turunnya kinerja di beberapa saham yang sering disebut sebagai grup Magnificent Seven, yakni Amazon, Apple, Nvidia, Meta Platforms, Microsoft, Alphabet, dan Tesla.

Pada perdagangan Jumat (15/03), Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,49 persen di level 38.714,77, begitu juga dengan S&P 500 ditutup lebih rendah atau turun 0,65 persen di level 5.117,09, dan Nasdaq merosot 0,96 persen di level 15.973,17.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 882,00 poin atau 2,28 persen ke 39.589,60, indeks Hang Seng menguat 16,83 poin atau 0,10 persen ke 16.737,73, indeks Shanghai melemah 16,28 poin atau 0,53 persen ke 3.070,91, dan indeks Straits Times menguat 0,67 poin atau 0,02 persen ke 3.172,28.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement