REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua gerhana diprediksi terjadi pada bulan Ramadhan 1445 H, yakni gerhana bulan pada 24-25 Maret dan gerhana matahari pada 8 April mendatang. Namun sayangnya, dua fenomena alam ini tidak akan kita jumpai di atas langit Indonesia.
Sebagai seorang Muslim kita tetap wajib mengimani, bahwa terjadinya gerhana bulan maupun gerhana matahari merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Bahwa adanya peristiwa tersebut menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah atas alam semesta ini.
Allah swt berfirman:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,” (QS Ali Imran ayat 190).
Gerhana juga merupakan peristiwa astronomi yang sudah pernah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu. Karena baik bulan maupun Matahari sama-sama berjalan di orbitnya masing-masing. Hal ini sudah dijelaskan juga dalam Alquran.
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
Artinya: “Matahari dan bulan (beredar) sesuai dengan perhitungan.” (QS Ar Rahman ayat 5).
Dalam tafsir Kementerian Agama RI disebutkan, Allah menyebutkan bahwa matahari dan bulan yang termasuk di antara benda-benda angkasa yang terbesar, beredar dalam orbitnya masing-masing Matahari dan bulan yang sangat pasti, karena adanya itu maka terjadilah perubahan musim.
Selanjutnya...