REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdelhadi Halawa, dosen di Millersville University, Pennsylvania, Amerika Serikat melalui Virtual Ramadan Briefing Kedutaan Besar AS bertema “Komunitas Muslim dan Budaya Makanan Halal di AS pada Kamis (21/3/2024), memprediksi penjualan makan halal di negara tersebut akan tumbuh sebanyak 9,33 persen pada rentang waktu 2024-2030.
Menurut Halawa, prediksi peningkatan tersebut merupakan hasil riset yang dilakukannya dengan judul “Acculturation of Halal Food to American Food Culture”. Halawa mencatat penjualan makanan halal di AS telah meningkat sejak 1990-an. Pada 2016, konsumen AS menghabiskan 20 miliar dolar AS (Rp313,5 triliun) untuk makanan halal, termasuk pembelian daging, unggas, dan makanan laut. Jumlah tersebut naik 33 persen dibandingkan 2010.
“Penjualan makanan halal telah meningkat tidak hanya di antara populasi Muslim di AS tetapi juga di antara milenial muda Amerika non-Muslim yang telah memilih makanan halal sebagai alternatif makanan yang lebih sehat untuk produk makanan cepat saji dan olahan,” demikian seperti dikutip dari persentasi Halawa.
Ekspansi makanan halal di AS, lanjutnya, tidak hanya eksklusif bagi Muslim Amerika saja tetapi semakin menarik dan mendapat penerimaan yang lebih besar di kalangan non-Muslim yang sering mengasosiasikan kata halal dengan representasi merek yang positif dan sehat.
Selain itu, konsumen non-Muslim juga kerap mengasosiasikan makanan halal dengan makanan alami, murni, etis, sehat dan higienis yang semakin meningkatkan konsumsi makanan halal di negeri Paman Sam tersebut.
Sertifikasi makanan halal juga sudah mulai beragam di AS. Sejumlah lembaga dan badan sertifikasi makanan halal tersebut mengatur, melindungi, menegakkan, dan mengeluarkan sertifikat untuk bisnis makanan halal sesuai dengan undang-undang dan pedoman standar makanan halal.
Pada kesempatan yang sama, peserta program pertukaran Community Engagement Exchange (CEE) di AS, asal Brebes, Jawa Tengah bernama Sururoh Tullah Uthman, mengatakan jumlah restoran halal dan supermarket halal sudah mulai banyak
Meski tidak bisa dalam jarak yang berdekatan layaknya di Indonesia, ia mengaku tempat penjualan halal sangat mudah ditemukan apalagi berbekal pencarian di internet. Harga makanan halal juga cukup terjangkau berkisar 10-20 dolar AS (Rp 157 ribu-Rp 314 ribu) atau 7-10 dolar AS (Rp 110 ribu-Rp 157 ribu) untuk makanan yang dijual menggunakan food truck.
“Muslim sangat bertumbuh, banyak halal meat groceries, halal restoran itu sudah banyak di sini tinggal buka Google. Bahkan resto Indonesia itu dekat dari tempat tinggal saya dengan jarak dua mil saja. Halal food di dietary hotel juga disebutkan dan mereka sadar ada halal food,” katanya.