Jumat 22 Mar 2024 10:25 WIB

PT PAL Digandeng Naval Group Garap Kapal Selam Scorpene

Proses produksi dua kapal selam Scorpene dari Prancis dilakukan di galangan PT PAL.

Prajurit TNI AL berada di badan KRI Nagapasa-403 setibanya di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/8).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Prajurit TNI AL berada di badan KRI Nagapasa-403 setibanya di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PAL dan Naval Group akan segera teken kontrak pembelian dua kapal selam Scorpene. Senior Executive Vice President (SEVP) Transformation Management PT PAL, Satriyo Bintoro mengatakan, PT PAL sudah digandeng Naval Group untuk menjadi partner whole local production kapal selam Scorpene.

Bintoro yang menjabat Ketua Proyek Frigat Merah Putih menjelaskan, semua sarana dan prasarana untuk pembangunan kapal selam yang dimiliki perusahaan sudah sangat siap. Ditambah, PT PAL memiliki keunggulan teknisi yang sudah berpengalaman dalam membuat kapal selam sebelumnya.

Baca: Bertemu Dubes Hungaria dan Yordania, Prabowo Ingin Tingkatkan Industri Pertahanan

Hal itu ditunjukkan dari penilaian pimpinan Naval Group kala mengunjungi fasilitas PT PAL di Kota Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. "Fasilitas yang ada bisa digunakan sampai 93 persen untuk produksi Scorpene. Jadi hanya butuh tambahan fasilitas produksi untuk tujuh komponen saja," ucap Bintoro di acara media gathering di Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024) petang WIB.

Adapun penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan dua unit kapal selam Scorpene sudah dilakukan oleh Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod dan CEO Naval Group Pierre-Eric Pommellet di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pada 10 Februari 2022. Momen itu disaksikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly.

Menurut Bintoro, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi kapal selam Scorpene dari Prancis lebih besar dibandingkan kala merakit kapal selam KRI Alugoro (405) dari Korea Selatan. Bahkan, kata Bintoro, teknisi untuk mengerjakan Scorpene bisa dua kali lipat daripada kala merakit kapal selam Alugoro yang digarap di galangan PT PAL.

Baca: Naval Group Menangkan Tender Empat Kapal Selam Rp 91,9 Triliun dari Kemenhan Belanda

Hal itu juga karena ukuran Scorpene lebih besar, yaitu panjang 70 meter dibandingkan kapal selam kelas Chang Bogo dengan panjang 60 meter. "Ketika kontrak nanti efektif, untuk sampai beroperasi, waktu pengerjaan kapal selam Scorpene antara enam sampai tujuh tahun," kata Bintoro.

Menurut dia, pemilihan Scorpene murni diputuskan oleh user, dalam hal ini Kemenhan dan Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal). Hal itu lantaran nantinya kapal selam tersebut akan digunakan TNI AL untuk menjaga wilayah perairan NKRI.

Selain itu, Bintoro juga menyinggung tentang proyek 209/1400 batch 2 yang belum berjalan. Dia menyebut, kontrak itu belum efektif lntaran Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) masih memiliki kewajiban yang belum dituntaskan, yaitu terkait operational readiness enhacement (ORE) kapal selam KRI Nagapasa (403).

Karena itu, proses kontrak pengadaan tahap kedua kapal selam dari Korea Selatan belum berjalan, bukan karena masalah di pihak Indonesia, melainkan di Korsel. Apalagi, proyek tahap kedua itu juga memiliki anggaran terpisah dibanding sebelumnya.

Baca: Panglima TNI dan KSAD Jadi Warga Kehormatan Kapal Selam TNI AL

Bintoro melanjutkan, meski saat ini PT PAL juga mengerjakan perbaikan 41 kapal perang berbagai jenis milik TNI AL,sebenarnya kapasitas pekerjaan yang dijalankan perusahaan masih belum penuh. Karena itu, pihaknya mempersiapkan diri untuk menyambut proses awal perakitan kapal selam Scorpene ketika nanti kontrak sudah berjalan dan efektif.

"Untuk saat ini, kita fokus menyambut kerja sama kapal selam yang akan datang. Apalagi, utilisasi di PT PAL baru 50 persen sehingga kita bisa mengerjakan kapal selam ke depannya, karena tantangan perusahaan sekarang adalah harus bisa mengerjakan multiproduk," kata Bintoro.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement