REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Juru bicara kantor kemanusiaan PBB (OCHA) Jens Laerke mendesak Israel mencabut keputusan yang melarang badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) mengirimkan makanan ke Gaza utara. Ia mengatakan masyarakat Palestina di sana menghadapi “kematian yang kejam karena kelaparan”.
“Keputusan itu harus dicabut, anda tidak bisa mengklaim mematuhi ketentuan hukum internasional ketika Anda memblokir konvoi makanan UNRWA,” kata Learke dalam pengarahan di Jenewa, Selasa (26/3/2024).
Pada Senin (25/3/2024) Israel mengatakan mereka akan berhenti bekerja sama dengan UNRWA di Gaza. Tel Aviv menuduh badan bantuan itu memperpanjang konflik.
UNRWA mengatakan Israel memberitahu mereka tidak akan lagi mengizinkan konvoi bantuan makanan ke Gaza utara. UNRWA menambahkan sejak 21 Maret lalu Israel menolak permintaan untuk mengirim bantuan ke wilayah itu.
UNRWA penyedia bantuan dan layanan ke pengungsi Palestina di Gaza dan di seluruh kawasan mengalami krisis sejak Israel menuduh 12 dari 13.000 pegawainya di Gaza terlibat dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. UNRWA memecat sejumlah pegawainya dan tuduhan itu sedang diselidiki.
Pada bulan ini laporan yang didukung PBB mengatakan kelaparan akan terjadi di Gaza utara pada bulan Mei. Juru bicara Dana Anak-anak PBB (Unicef) James Elder mengatakan anak-anak "setipis kertas" berbaring di rumah sakit di Gaza utara. Inkubator penuh oleh bayi-bayi yang lahir dari ibu yang malnutrisi.
"Puluhan ribu orang memadati jalanan, mereka membuat isyarat universal tangan mengarah ke mulut, dengan putus asa meminta dan mencari makanan," katanya di pengarahan yang sama menggambarkan kunjungan terakhirnya ke Gaza utara.
"Bantuan yang menyelamatkan nyawa terhambat. Banyak nyawa melayang, saya melihat anak-anak yang kondisi malnutrisi mereka sangat parah, kurus kering," katanya dikutip dari laman Reuters.
Badan-badan bantuan lain juga mengirimkan paket makanan ke Gaza utara, meskipun UNRWA mengatakan UNRWA adalah penyedia terbesar.
Israel, yang telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan khawatir bahwa kelompok militan Palestina itu akan mengalihkan bantuan, membantah tuduhan oleh Mesir dan badan-badan bantuan PBB bahwa mereka telah menunda pengiriman bantuan kemanusiaan, dan mengatakan bahwa PBB telah gagal mendistribusikan bantuan di dalam Gaza. n Lintar Satria/Reuters