Kamis 28 Mar 2024 04:09 WIB

Jepang Investigasi Laporan Ratusan Warga Keracunan Suplemen Angkak

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit mencapai 106.

Red: Setyanavidita livicansera
Petugas menata barang bukti obat dan suplemen tanpa ijin edar saat pemusnahan obat dan makanan ilegal di kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (27/1/2022). BBPOM Bandung memusnahkan barang bukti sitaan berupa 2.876 buah obat, 32.795 buah obat tradisional, 35 buah suplemen kesehatan, 1.805 buah kosmetik serta 24 buah pangan ilegal dan tidak memenuhi standar senilai Rp3,3 miliar dengan total hasil penindakan selama tahun 2021 sebesar Rp11,4 miliar dari 10 perkara tindak pidana. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas menata barang bukti obat dan suplemen tanpa ijin edar saat pemusnahan obat dan makanan ilegal di kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (27/1/2022). BBPOM Bandung memusnahkan barang bukti sitaan berupa 2.876 buah obat, 32.795 buah obat tradisional, 35 buah suplemen kesehatan, 1.805 buah kosmetik serta 24 buah pangan ilegal dan tidak memenuhi standar senilai Rp3,3 miliar dengan total hasil penindakan selama tahun 2021 sebesar Rp11,4 miliar dari 10 perkara tindak pidana. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Dua orang tewas dan lebih dari 100 lainnya dilarikan ke rumah sakit di Jepang akibat mengonsumsi suplemen makanan angkak produksi perusahaan obat Kobayashi Pharmaceutical dalam waktu lama. Hal ini dilaporkan kantor berita Jepang, Kyodo, Selasa (27/3/2024).

Kyodo, mengutip perusahaan dan Kementerian Kesehatan Jepang, melaporkan, kematian kedua dilaporkan ke kementerian setelah dengar pendapat dengan perusahaan tersebut. Sementara jumlah orang yang dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi suplemen tersebut telah melonjak menjadi 106 orang.

Baca Juga

Pemerintah Jepang akan melakukan pemeriksaan darurat terhadap jenis makanan yang mengiklankan manfaat kesehatan oleh para produsen. Pemeriksaan itu mencakup sekitar 6.000 produk. 

Kobayashi Pharmaceutical sebelumnya telah mengumumkan kematian pertama seorang konsumen, yang mengonsumsi suplemen makanan angkak, akibat penyakit ginjal. Berdasarkan catatan pesanan atas nama orang tersebut, diketahui bahwa almarhum kemungkinan telah mengonsumsi suplemen tersebut selama tiga tahun terakhir.

Pesanan terakhirnya, menurut catatan perusahaan itu, adalah pada Februari 2024. Perusahaan tersebut mengumumkan penarikan kembali delapan suplemen yang menggunakan angkak.

Perusahaan juga mengumumkan bahwa sedikitnya 26 orang yang selama ini mengonsumsi suplemen mengandung angkak telah dilarikan ke rumah sakit setelah menderita berbagai penyakit, termasuk penyakit ginjal.

Kobayashi Pharmaceutical pertama kali melaporkan kasus masalah kesehatan setelah mengonsumsi suplemen, yang dirancang untuk menurunkan kadar kolesterol, pada Januari 2024.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement