REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Kendaraan pemudik yang akan berlebaran di kampung halaman mereka, mulai memadati beberapa titik jalan di Jawa Barat (Jabar), Selasa (2/4/2024). Namun, menurut Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat, Agus Didik Suseno, pemudik hari ini masih di dominasi oleh masyarakat yang memiliki tujuan di luar wilayah Jawa Barat (Jabar). Jadi, arus mudik masih belum signifikan.
"Sekarang belum signifikan pergerakan. Sekarang banyak ke luar provinsi di terminal itu yang sudah cuti awal jadi mudik, ini kan tergantung dari pemudik ada yang dapat cuti awal jadi awal," ujar Agus usai Bewara Jawa Barat (Beja) di Gedung Sate.
Dishub Jabar, kata dia, memprediksi puncak arus mudik terjadi pada 6 April 2024. Prediksi tersebut, berbeda dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyatakan puncak arus mudik pada 8 April 2024.
"Jadi puncak arus mudik secara nasional dan Jabar itu berbeda. Kalau Jabar, prediksi mudik mulai dari tanggal 5-7 April. Kemungkinan puncaknya tanggal 6 jadi nasional itu 6-8 April jadi puncaknya kemungkinan tanggal 8," paparnya.
Agus memprediksi, jumlah pemudik di Jabar tahun ini banyak dari pengguna kendaraan roda dua bila dibandingkan kendaraan umum dan roda empat. Dishub Jabar, akan memastikan seluruh kebutuhan pemudik bisa terus dipenuhi. Adapun predikis jumlah pemudik tersebut adalah, motor 5,5 juta atau 24,02 persen, mobil pribadi 4,5 juta atau 19,8 persen, kereta 4,2 juta atau 18,63, bus 3,8 juta atau 16,66, dan mobil sewa 2,1 juta atau 9,13 persen.
Pada saat pemantauan arus mudik, kata Agus, Dishub Jabar akan menggunakan aplikasi khusus untuk melihat banyaknya pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar di sejumlah jalur. Hasil pemantauan melalui aplikasi ini nantinya akan disebarkan. "Dishub Jabar, per 20:00 WIB akan share pergerakan kendaraan baik naik maupun turun," katanya.