Selasa 09 Apr 2024 07:39 WIB

AS Dilaporkan akan Usulkan Kesepakatan Sandera Israel yang Baru

Delegasi Israel yang hadir dalam perundingan, lain kepala intelijen Mossad.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Warga Palestina yang menjadi sandera Israel merayakan kebebasannya bersama warga yang menunggu mereka, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Warga Palestina yang menjadi sandera Israel merayakan kebebasannya bersama warga yang menunggu mereka, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Surat kabar Israel, Haaretz melaporkan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengusulkan kesepakatan baru pembebasan sandera Israel yang masih ditawan Hamas. Israel mengklaim, Hamas menculik sekitar 250 sandera dalam serangan mendadaknya 7 Oktober 2023. 

Sekitar 100 orang sudah dibebaskan dalam gencatan senjata selama satu pekan pada akhir November tahun lalu. Diperkirakan, lebih dari 130 sandera masih ditawan di Gaza. "Besarnya keterlibatan dan tekanan yang diterapkan Amerika Serikat dapat mempengaruhi kebuntuan negosiasi," kata Haaretz dalam laporannya seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (8/4/2024).

Baca Juga

Haaretz melaporkan delegasi Israel yang hadir dalam perundingan di Kairo antara lain kepala intelijen Mossad David Barnea, kepala badan keamanan internal Shin Bet Ronen Bar dan kepala Kantor Pusat Penyanderaan Israel Nitzan Alon. Direktur Badan Intelijen AS (CIA) Williams Burns dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani juga menghadiri perundingan tersebut.

Perundingan ini digelar saat Israel menarik sejumlah pasukannya dari Gaza selatan. Divisi ke-98 yang terdiri dari pasukan penerjun Angkatan Darat dan pasukan cadangan Israel yang ditugaskan empat bulan yang lalu ditarik mundur dari pusat Kota Khan Younis. Militer Israel "Kekuatan signifikan yang dipimpin divisi 162 dan brigade Nahal masih beroperasi di Jalur Gaza," kata militer Israel.

Divisi 162 yang juga dikenal sebagai "Formasi Baja" bagian dari Komando Selatan Israel dan terdiri dari beberapa brigade termasuk Brigade Nahal yang terdiri dari empat batalion termasuk batalion pengintaian. Brigade Israel biasanya terdiri dari beberapa ribu pasukan.

Brigade Nahal ditugaskan untuk mengamankan apa yang disebut Koridor Netzarim, jalur baru dibangung selebar 6,5 kilo meter yang membentang dari Laut Tengah sampai perbatasan dengan Israel dan membagi wilayah utara dan selatan Gaza. Dengan diamankannya koridor tersebut masih memungkinkan bagi pasukan Israel dari divisi lain untuk memasuki Jalur Gaza untuk melakukan serangan.

Surat kabar Times of Israel melaporkan, berdasarkan informasi intelijen, militer Israel meyakini penggerebekan akan menjadi metode operasi militer yang lebih efektif pada tahap perang ini. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement