REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh syahid dalam serangan udara Israel di Gaza. Hamas dan keluarga Haniyeh mengatakan Hazem, Amir, dan Mohammed meninggal dunia dalam serangan ke mobil yang mereka kendarai di kamp Al-Shati.
Media Hamas mengatakan dua cucu Haniyeh juga syahid dalam serangan tersebut. Satu cucunya juga ikut terluka.
"Tuntutan kami jelas dan spesifik dan kami tidak akan mengambil konsensi, musuh akan delusional bila mereka mengira mengincar putra-putra saya, di klimaks negosiasi dan sebelum gerakan mengerahkan respon, akan mendorong Hamas mengubah posisinya," kata Haniyeh pada Aljazirah bahasa Arab, Rabu (10/4/2024).
"Darah putra-putra saya tidak lebih berharga dari darah rakyat kami," kata Haniyeh yang berada di Qatar.
Haniyeh menjadi wajah perundingan sulit dalam sepanjang perang Israel di Jalur Gaza. Rumah keluarganya di kantong pemukiman itu hancur dalam serangan udara Israel bulan November lalu.
Hamas mengatakan mereka sedang mempelajari proposal gencatan senjata Israel tapi Israel "tidak berkompromi" dan proposal itu tidak memenuhi tuntutan rakyat Palestina. Dalam serangan udara dan darat Israel yang memasuki bulan ketujuh, Hamas ingin Israel menghentikan operasi militer dan menarik pasukannya dari Gaza dan mengizinkan pengungsi Palestina pulang.
Dalam unggahan di media sosial Facebook putra tertua Haniyeh mengkonfirmasi kematian saudara-saudaranya. "Terima kasih kepada Allah yang memuliakan kami dengan kesyahidan saudara-saudara saya, Hazem, Amir dan Mohammad serta anak-anak mereka," tulis Abdel-Salam Haniyeh.
Haniyeh yang ditunjuk untuk memimpin Hamas pada 2017 lalu berpindah-pindah dari Turki dan Doha, Qatar....