Ahad 14 Apr 2024 19:41 WIB

Mengoyak Israel, Bagaimana Iran Sebarkan Kekuatan di Timur Tengah?

, Iran mampu bersaing dengan kekuatan regional tradisional di kawasan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan Iran, di Israel, Ahad (14/4/2024). Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel pada hari Sabtu. Militer Israel mengatakan Iran menembakkan lebih dari 100 drone pembawa bom ke arah Israel. Beberapa jam kemudian, Iran mengumumkan bahwa mereka juga telah meluncurkan rudal balistik yang jauh lebih merusak.
Foto: REUTERS/Amir Cohen
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan Iran, di Israel, Ahad (14/4/2024). Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel pada hari Sabtu. Militer Israel mengatakan Iran menembakkan lebih dari 100 drone pembawa bom ke arah Israel. Beberapa jam kemudian, Iran mengumumkan bahwa mereka juga telah meluncurkan rudal balistik yang jauh lebih merusak.

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah membentuk apa yang disebut Mihwar Al Muqawamah (Poros Perlawanan). Ini adalah aliansi milisi bersenjata yang meliputi sejumlah gerakan di Timur Tengah.

Antara lain gerakan Jihad Islam dan Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan beberapa kelompok bersenjata di Irak dan Suriah, yang berfungsi sebagai garis depan pertahanan Iran.

Baca Juga

Melalui milisi-milisi ini, Iran mampu bersaing dengan kekuatan regional tradisional di kawasan. Ini karena Iran mendukung secara langsung atau tidak langsung terhadap lebih dari 20 kelompok bersenjata, yang sebagian besar diklasifikasikan sebagai "teroris" di Amerika Serikat.

Pemberontakan kelompok "Wagner" Rusia yang sempat terjadi beberapa waktu lalu menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana ancaman milisi bersenjata yang didukung Iran terhadap keberadaan negara-negara Barat.

Kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran, menggambarkan diri mereka sebagai poros perlawanan terhadap Israel dan pengaruh AS di Timur Tengah. Kelompok tersebut terbentuk dan memperoleh kekuatan selama bertahun-tahun dan bahkan selama beberapa dekade ketika menerima dukungan Iran.

1. Hizbullah di Lebanon

Pertama terkait kelompok Hizbullah di Lebanon. Hizbullah didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982 dengan tujuan melawan pasukan Israel yang menginvasi Lebanon selatan pada tahun itu. Hizbullah secara luas dipandang lebih kuat dibandingkan negara Lebanon.

Kelompok ini berfungsi sebagai model bagi kelompok lain yang didukung Teheran di seluruh kawasan dan telah memberikan pelatihan kepada beberapa kelompok tersebut. Amerika Serikat dan beberapa sekutunya di Teluk Arab mengklasifikasikan kelompok ini sebagai organisasi teroris.

Kelompok Hizbullah yang bersenjata lengkap telah melancarkan serangan hampir setiap hari terhadap sasaran-sasaran Israel di seberang perbatasan antara Lebanon dan Israel sejak awal Oktober, yang memicu baku tembak terberat antara kedua negara yang bersaing tersebut sejak mereka terlibat perang skala besar pada tahun 2006.

Kelompok tersebut mengatakan serangan mereka membantu melemahkan tentara Israel dan mengusir puluhan ribu warga Israel yang meninggalkan rumah mereka di dekat perbatasan. Serangan udara dan tembakan artileri Israel juga memaksa puluhan ribu warga Lebanon mengungsi.

Sumber-sumber keamanan melaporkan bahwa serangan Israel di Lebanon telah menewaskan sekitar 240 pejuang Hizbullah, termasuk para pemimpin senior, sejak 7 Oktober, selain terbunuhnya 30 orang lainnya dalam serangan Israel di Suriah. Jumlah ini sebanding dengan total kerugian Hizbullah dalam perang tahun 2006.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement