Rabu 17 Apr 2024 17:18 WIB

Konflik Israel-Iran Diprediksi Masih Picu Berlanjutnya Kenaikan Harga Minyak

Iran ialah produsen minyak terbesar dan konflik dengan Israel bisa kerek harga minyak

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi kilang minyak
Foto: AP
Ilustrasi kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Harga minyak hari ini masih menunjukkan pola kenaikan yang berkelanjutan. Meskipun terdapat sedikit penurunan saat ini, Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer menuturkan hal tersebut masih dalam area koreksi dan belum menunjukkan tanda-tanda perubahan yang cukup signifikan. 

"Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga minyak adalah konflik antara Israel dan Iran yang tengah memanas," kata Fischer dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (17/4/2024). 

Baca Juga

Fischer menjelaskan, potensi konflik tersebut bahkan dapat memicu perang dunia ketiga. Dengan Iran sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Timur Tengah, dia menyebut ketegangan di wilayah tersebut berpotensi meningkatkan harga minyak secara signifikan.

Selain itu, kenaikan harga minyak juga didukung oleh penguatan dolar AS. Fischer menjelaskan, kenaikan nilai dolar cenderung meningkatkan harga minyak karena minyak diperdagangkan dalam dolar dan kenaikan nilai dolar membuatnya lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lain untuk membeli minyak.

"Prediksi ini juga mencakup dampak dari konflik internal di Amerika Serikat, khususnya konflik dengan Texas yang belum terselesaikan. Ketidakpastian dalam politik domestik AS dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan minyak, sehingga berpotensi meningkatkan harga lebih lanjut," ungkap Fischer.

Menurut data harga minyak hari ini, Rabu (17/4/2024), futures minyak mentah mengalami sedikit penurunan pada sesi perdagangan AS. Pada New York Mercantile Exchange, harga futures minyak mentah untuk penyerahan Mei diperdagangkan pada 85,47 dolar AS per barel, menurun 0,07 persen dari sesi sebelumnya. Meskipun terjadi penurunan, minyak mentah masih berada di level yang relatif tinggi.

Untuk minyak mentah, Fischer memperkirakan level support berada di 84,05 dolar AS per barel, sementara resistance berada di 87,67 dolar AS per barel. Di sisi lain, harga minyak brent untuk penyerahan Juni juga mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dan diperdagangkan pada 90,13 dolar AS per barel. 

"Perbedaan antara harga minyak brent dan minyak mentah adalah sekitar 4,66 dolar AS per barel," kata Fischer. 

Secara keseluruhan, dia menegaskan harga minyak hari ini menunjukkan pola kenaikan yang berkelanjutan meskipun terdapat sedikit koreksi. Fischer menunjukkan, harga masih mempertahankan pola kenaikan yang kuat. 

"Faktor-faktor seperti konflik geopolitik dan kekuatan dolar Amerika Serikat diprediksi akan terus mempengaruhi pergerakan harga minyak dalam waktu dekat," ujar Fischer. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement