REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- Oranisasi dunia di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) dalam program Global Quality and Standards Programme (GQSP) telah melakukan pendampingan 1.500 petani rumput laut di Sulawesi Selatan.
"Sejak tahun lalu kami sudah melakukan diseminasi pada 1.500 petani rumput laut yang awalnya masih menggunakan cara tradisional, kita bantu dengan sentuhan teknologi untuk meningkatkan produksi," kata Value chain expert UNIDO Budi Sarjana Julianto di sela-sela peluncuran Proram Budidaya Tradisional Plus di Kabupaten Maros, Selasa.
Setelah petani dibantu dalam penyebaran bibit, juga dilakukan diseminasi dengan menggunakan teknologi dalam melakukan budidaya rumput laut.
Pendampingan itu dilakukan dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat, masyarakat, unsur LSM dan juga swasta. Hasilnya, 1.500 petani rumput laut yang di Kabupaten Takalar, Bulukumba, Jeneponto, Maros dan Kabupaten Pangkep.
Sementara itu, untuk Program Budidaya Tradisional Plus yang diluncurkan eFishery bersama Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sulsel serta para mitra diawali di Kabupaten Maros di tambak percontohan Balai Instalasi Tambak Silvofishery Kementerian Kelautan Dan Perikanan.
"Setelah di Maros, maka selanjutnya akan dikembangkan di Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkep," jelasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, sudah ada peta pengembangan budidaya tradisional plus yang diberlakukan untuk memproduksi udang vaname dengan peningkatan produksi 30 persen lebih banyak dibandingkan dengan cara tradisional tanpa teknologi.