Senin 29 Apr 2024 20:57 WIB

Gelombang Panas Terjang Asia, Sekolah di Beberapa Negara Terpaksa Ditutup Sementara

Cuaca sangat ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Mei.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Cuaca panas (ilustrasi). Sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan dilanda gelombang panas menyengat dalam sepekan terakhir.
Foto: www.freepik.com
Cuaca panas (ilustrasi). Sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan dilanda gelombang panas menyengat dalam sepekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan dilanda gelombang panas menyengat dalam sepekan terakhir. Suhu di beberapa negara hampir mencapai 45 derajat Celsius sehingga sekolah-sekolah terpaksa ditutup dan otoritas mengeluarkan peringatan kesehatan.

Dari Filipina hingga Thailand dan dari India hingga Bangladesh, badan-badan cuaca memperingatkan bahwa suhu udara bisa menembus 40 derajat Celsius dalam beberapa hari ke depan. Harian berbahasa Inggris Manila Times melaporkan bahwa Pemerintah Filipina menunda kelas tatap muka di sekolah-sekolah negeri selama dua hari akibat cuaca ekstrem tersebut.

Baca Juga

“Mengingat prakiraan indeks panas terkini dan rencana pemogokan transportasi nasional, semua sekolah negeri akan menerapkan pembelajaran jarak jauh pada 29 dan 30 April 2024,” kata Departemen Pendidikan Filipina, yang mengawasi lebih dari 47 ribu sekolah, dalam pernyataannya.

Cuaca sangat ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Mei setelah suhu mencapai rekor tertinggi 38,8 derajat Celsius di Manila pada Sabtu (28/4/2024). Di Bangladesh, sekolah di lima distrik, termasuk ibu kota Dhaka, menghentikan kegiatan belajar-mengajar akibat gelombang panas. Keputusan itu diambil setelah badan meteorologi setempat memperpanjang peringatan panas selama 72 jam mulai Ahad. Peringatan itu memprediksi tidak ada hujan yang turun atau penurunan suhu dalam tiga hari ke depan.

Sementara itu, media lokal Ekkator TV melaporkan bahwa setidaknya delapan orang, termasuk dua guru sekolah, meninggal pada hari pertama sekolah pada Senin di enam distrik, termasuk Dhaka. Gelombang panas melanda Bangladesh selama 29 hari berturut-turut hingga Senin, yang menjadi gelombang panas terpanjang dalam sejarah sejak 1948, menurut Departemen Meteorologi Bangladesh.

Suhu di Dhaka pada Senin mencapai 39 derajat Celsius, sementara suhu tertinggi musim ini mencapai 42,7 derajat Celsius yang tercatat di distrik Chuadanga pada Jumat.

Negara lain yang juga mengalami gelombang panas adalah Thailand. Ahli meteorologi negara itu mengeluarkan peringatan "cuaca buruk" setelah suhu melewati 44,1 derajat Celsius sebuah provinsi pada Sabtu. Sepanjang tahun ini, gelombang panas telah menewaskan 30 orang di Thailand.

Kamboja, Myanmar, dan Vietnam juga mengeluarkan peringatan suhu yang bisa mencapai 40 derajat Celsius dalam beberapa hari ke depan. Suhu global mencapai rekor tertinggi pada tahun lalu. Badan cuaca dan iklim PBB mengatakan bahwa Asia mengalami pemanasan dengan sangat cepat.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement