Senin 29 Apr 2024 23:42 WIB

Pemkab Cianjur Bangun Dapur Umum untuk Pengungsi Bencana Tanah Bergerak

Sebanyak 77 kepala keluarga mengungsi akibat tanah bergerak pada Jumat (26/4/2024).

Kondisi jalan retak akibat bencana tanah bergerak (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun dapur umur untuk pengungsi bencana tanah bergerak.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Kondisi jalan retak akibat bencana tanah bergerak (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun dapur umur untuk pengungsi bencana tanah bergerak.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun dapur umur untuk memberikan pelayanan kepada 191 warga. Mereka mengungsi akibat tanah bergerak di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, di mana sebagian besar warga mengungsi ke rumah sanak saudaranya.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan satu hari sebelumnya Pemkab sudah menyalurkan bantuan logistik untuk 61 kepala keluarga yang mengungsi karena tanah bergerak yang terus meluas sehingga mengancam keselamatan warga yang masih bertahan. "Hari ini saya sudah perintahkan Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur untuk mendirikan dapur umum guna memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi, Senin petang, dapur umum sudah didirikan di dua titik pengungsian," katanya.

Baca Juga

Dapur umum yang dibangun di dua lokasi berbeda itu melayani kebutuhan makan warga selama mengungsi, di mana setiap hari petugas memasak tiga kali dan warga dapat mengambil jatah ke dapur umum. Pihaknya sudah meminta Dinas Kesehatan untuk membangun posko kesehatan di lokasi bencana karena hingga saat ini tanah bergerak masih terjadi, terlebih sejak tiga hari terakhir masih terdengar gemuruh dari lokasi.

"Kita akan memberikan berbagai pelayanan guna meringankan beban warga yang mengungsi termasuk posko kesehatan akan dibangun di lokasi pengungsian. Sebagian besar warga mengungsi di tiga titik di Desa Jatisari," katanya.

Pihaknya mencatat akibat tanah bergerak pada Jumat (26/4/2024), 77 kepala keluarga mengungsi. Namun, 16 kepala keluarga kembali menempati rumahnya karena dinilai tidak dilalui tanah bergerak.

Mereka diimbau tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan kembali turun lebat lebih dari dua jam karena dapat berpotensi terjadi tanah bergerak. "Belasan kepala keluarga memilih kembali ke rumah karena jarak pengungsian yang jauh, ditambah lokasi rumah mereka tidak dilalui pergerakan tanah, sehingga masih dinilai aman namun mereka diminta tetap waspada," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement