Kamis 02 May 2024 10:41 WIB

Kementan Ajak ICMI Atasi Masalah Pertanian Saat Gejolak Global-El Nino

Peningkatan produk pangan sama pentingnya dengan mengurangi food loss dan food waste.

Red: Lida Puspaningtyas
Petani mengangkut padi dengan terpal saat panen di sawah yang terendam banjir di Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/3/2024). Menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan setempat, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus sejak Rabu (13/3/2024) tersebut merendam seluas 3.839 hektare tanaman padi dan 2.645 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen yang tersebar di kecamatan Jati, Undaan, Kaliwungu dan Undaan serta Mejobo.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Petani mengangkut padi dengan terpal saat panen di sawah yang terendam banjir di Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/3/2024). Menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan setempat, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus sejak Rabu (13/3/2024) tersebut merendam seluas 3.839 hektare tanaman padi dan 2.645 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen yang tersebar di kecamatan Jati, Undaan, Kaliwungu dan Undaan serta Mejobo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk bersinergi dalam mengatasi masalah pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan Indonesia di tengah gejolak geopolitik global dan perubahan iklim dampak fenomena El Nino.

“Kementerian Pertanian perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk dari ICMI, sangatlah penting sebagai organisasi cendekiawan Muslim di Indonesia, ICMI memiliki kemampuan dan peran strategis dalam merumuskan ide-ide cerdas untuk mengelola sumber daya pertanian,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementan Prihasto Setyanto dalam kegiatan Halal Bihalal ICMI bersama jajaran Kementan dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (1/5/2024).

Baca Juga

Prihasto menyampaikan bahwa situasi pangan global saat ini tidak menggembirakan. Tantangan yang dihadapi dalam penyediaan pangan semakin kompleks akibat dampak fenomena El Nino dan gejolak geopolitik terutama konflik Rusia-Ukraina dan timur tengah.

“Hal ini berdampak pada suplai bahan baku pupuk dan menyebabkan penurunan produksi dan terganggunya distribusi pangan. Berbagai konflik yang terjadi berdampak lanjutan melambungnya harga komoditas pangan yang mengakibatkan tingginya inflasi dan krisis pangan dunia,” ujar Prihasto.