Kamis 02 May 2024 10:48 WIB

Eric Cantona Bacakan Puisi 'If I Must Die' Karya Penyair Refaat Alareer yang Gugur di Gaza

Penyair Palestina Refaat Alareer gugur dalam serangan Israel pada Desember 2023.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Eric Cantona mengekspresikan dukungannya buat rakyat Palestina dengan menggunakan kaos bertuliskan
Foto: www.palestinechronicle.com/Instagram
Eric Cantona mengekspresikan dukungannya buat rakyat Palestina dengan menggunakan kaos bertuliskan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor sekaligus mantan pesepak bola profesional Eric Cantona membacakan puisi karya almarhum penyair Palestina, Refaat Alareer. Pembacaan puisi itu dilakukan Cantona dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh penerbit nirlaba Inggris, Comma Press.

"Jika aku harus mati, kamu harus hidup, untuk menceritakan kisahku. Jika aku harus mati, biarkan hal itu membawa harapan, biarlah itu menjadi sebuah dongeng," demikianpenggalan puisi Alareer yang berjudul "If I Must Die" yang dibacakan Cantona.

Baca Juga

Dalam video yang diunggah akun media sosial X (sebelumnya bernama Twitter) @commapress, Cantona tampak sangat menjiwai dalam pembacaan puisinya. Jika disimak secara lengkap, isi puisi itu adalah tentang penghiburan untuk anak kecil di Gaza, Palestina, yang kehilangan ayahnya.

Penyair dan akademisi Refaat Alareer terbunuh dalam serangan Israel di Shuja'iyya, Gaza, Palestina, pada 6 Desember 2023. Menurut Comma Press, hal itu merupakan upaya jahat Israel dalam membungkam para penulis, penyair, dan jurnalis Palestina, supaya tak lagi menyuarakan suara warga Palestina.

Semasa hidupnya, Alareer membuat banyak karya tulis tentang perjuangan Gaza. Pria yang mendapat gelar doktor dari Universitas Putra Malaysia itu juga mengajar sastra dan penulisan kreatif di Universitas Islam Gaza, serta ikut mendirikan organisasi We Are Not Numbers.

Organisasi tersebut mempertemukan para penulis berpengalaman dengan penulis muda di Gaza, sehingga bisa terjadi transfer ilmu di antara para penulis. Selain itu, organisasi selalu berupaya mempromosikan kekuatan bercerita sebagai sarana perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement