REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan laba periode berjalan pada kuartal I 2024 (1Q24) sebesar Rp 210,59 miliar.
Capaian produksi dan penjualan pada komoditas utama mendukung capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1Q24 sebesar Rp 527 miliar. Pada periode yang sama, Antam mencatatkan profitabilitas capaian laba kotor sebesar Rp 250,75 miliar.
"Kinerja Antam masih di batas wajar. Menurut saya yang paling penting adalah harga komoditas ke depan yang masih tertekan oleh prospek suku bunga The Fed yang semakin mundur dari pemangkasan suku bunga. Tentunya pemulihan global akan bisa mendongkrak Antam, perkiraan mungkin di awal 2025," ujar Analis DFCX Futures Lukman Leong dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/5/2024).
Penurunan biaya beban pokok penjualan pada 1Q24 sebesar 4 persen atau sebesar Rp 8,37 triliun dari capaian pada 1Q23 sebesar Rp 8,74 triliun.
Capaian total penghasilan lain-lain bersih Antam sepanjang 1Q24 tercatat sebesar Rp 576,98 miliar, tumbuh signifikan 177 persen dari capaian pada 1Q23 sebesar Rp 208,21 miliar. Pada 1Q24, capaian nilai laba bersih per saham dasar Antam tercatat sebesar Rp 9,92 per saham dasar.
Pada periode 1Q24, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan, dengan proporsi 89 persen terhadap total penjualan sebesar Rp 7,67 triliun. Nilai penjualan emas pada 1Q24, tumbuh 9 persen dari capaian penjualan emas pada 1Q23 sebesar Rp 7,01 triliun.
Pada periode 1Q24, tercatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 166 kg, sementara itu, volume penjualan logam emas sebesar 7.112 kg.
Perusahaan pertambangan BUMN ini juga mencatatkan kontribusi penjualan nikel (produk feronikel dan bijih nikel) dengan proporsi 6 persen terhadap total penjualan pada 1Q24, mencapai Rp 552,49 miliar. Sementara itu volume produksi feronikel pada periode yang sama sebesar 4.789 ton nikel dalam feronikel (TNi), mencapai 88 persen dari capaian 1Q23 sebesar 5.437 TNi.
Dengan telah diperolehnya perizinan pada Maret 2024, penjualan feronikel direncanakan mulai terealisasi di kuartal kedua 2024. Volume produksi bijih nikel konsolidasian mencapai 1,44 juta wet metric ton (wmt), dengan capaian volume penjualan bijih nikel konsolidasian Antam pada 1Q24 yang ditujukan untuk permintaan di pasar domestik sebesar 1 juta wmt.
Pada 1Q24, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina dengan proporsi sebesar 4 persen terhadap total penjualan dengan nilai penjualan mencapai Rp 351,26 miliar. Sementara nilai penjualan segmen bauksit dan alumina pada 1Q24, tumbuh 8 persen dari capaian pada 1Q23 sebesar Rp 326,50 miliar.
Pada 1Q24 juga tercatat volume produksi bijih bauksit yang digunakan sebagai bahan baku pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 153 ribu wmt.
Dengan telah diperolehnya perizinan pada Maret 2024, penjualan bauksit direncanakan terealisasi mulai kuartal kedua 2024.
Sementara itu volume produksi produk alumina pada 1Q24 mencapai 24.753 ton alumina, capaian penjualan alumina mencapai 38.862 ton alumina, meningkat 18 persen jika dibandingkan volume penjualan alumina pada periode yang sama tahun lalu sebesar 33.069 ton alumina.