Ahad 05 May 2024 14:03 WIB

Di Hadapan Tokoh Lintas Agama, Kiai Marsudi Ajak Rawat Indonesia dengan Persatuan 

Tokoh lintas agama sepakat untuk merawat dan menjaga NKRI

Red: Nashih Nashrullah
Tokoh lintas agama sepakat untuk merawat dan menjaga NKRI
Foto:

Para tokoh lintas agama ini sangat berharap, semua pihak dapat bersatu memikirkan Indonesia. Termasuk dari para pemimpin Indonesia bisa duduk bersama untuk menuangkan pikirannya untuk bangsa dan negara. 

Menurutnya, perbedaan yang terjadi, kalah dan menang dalam kontestasi adalah hal yang biasa. Tetapi ketika ada masalah yang menimpa Indonesia, semua pihak bisa menyisihkan perbedaan itu untuk kepentingan bersama. 

Saling menghargai 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Romo Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan, diperlukan rasa saling menghargai martabat  di antara sesama manusia dan warga negara Indonesia. 

Menurut Suharyo, hal inilah yang menjadi akar terjadinya berbagai persoalan di Indonesia."Satu ditindas yang lain menindas, itu kan tidak menghargai. Satu flexing satu gabisa makan," ujarnya. 

Suharyo menerangkan, salah satu persoalan besar yang ada di Indonesia adalah koropsi. Kondisi korupsi di Indonesia dinilai sudah sangat mengerikan dan menjadi beban di Tanah Air. 

Dia menyoroti terungkapnya kasus korupsi baru-baru ini pada kasus tambang timah di Bangka Belitung yang disinyalir merugikan negara mencapai Rp 271 T. 

Suharyo menekankan, saling menghargai di antara warga negara Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan, terutama di mata hukum. 

"Landasan harus dipegang bersama, siapapun harus menghargai martabat manusia, karena itu adalah landasan dari segala-galanya. Kalau tidak menghargai martabat manusia, maka hukum itu akan berlaku yang lemah," tegasnya. 

Ketika hukum hanya berlaku pada yang lemah, maka orang lemah tersebut bisa diperlakukan semaunya, tanpa dihargai harkat dan martabatnya sebagai manusia. 

"Tetapi yang jelas-jelas bersalah, tetapi punya kekuasaan, diapa-apain pun tidak akan kenapa-kenapa," ungkapnya. 

Selain menimbulkan korupsi, tidak adanya rasa saling menghargai martabat di antara sesama manusia dan warga negara Indonesia bisa menimbulkan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

Menurutnya, kasus TPPO ini sama halnya mengerikan seperti kasus korupsi. Apalagi, dalam kasus tersebut melakukan perbudakan kepada sesama manusia dan warga negara Indonesia.

 

"Ketika kita memperbudak saudara-saudara kita sebangsa ini mengerikan sekali. Kalau tidak sungguh-sungguh ditangani, lalu segala usaha yang bagus itu akan sia-sia. Karena bangsa sendiri tidak dihargai," kata dia. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement