REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video mengerikan diputar saat persidangan terkait kasus dugaan penyebab tewasnya seorang anak berusia enam tahun bernama Corey Micciolo di Amerika Serikat (AS). Dalam video itu terlihat seorang pria memaksa bocah enam tahun tersebut untuk berlari di atas treadmill karena anak itu dianggap terlalu gemuk.
Pria itu adalah Christopher Gregor (31 tahun) yang merupakan ayah dari Micciolo, asal New Jersey. Dia dituduh melakukan pembunuhan dan membahayakan kesejahteraan anak sehubungan dengan kematian Corey Micciolo pada April 2021.
Dilansir laman Pinkvilla pada Sabtu (4/5/2024) waktu setempat, video tragis tersebut diambil pada 20 Maret 2021 di sebuah gym di Barnegat, New Jersey. Video memperlihatkan Gregor berdiri di samping putranya, dan sang anak mencoba mengimbangi treadmill yang sedang menyala.
Corey terjatuh mundur karena dia meningkatkan kemiringan dan kecepatan mesin. Gregor mengangkat anak itu dan tergesa-gesa menempatkannya kembali ke mesin. Corey terlempar ke belakang dan terhempas ke trek saat dia berulang kali mencoba untuk kembali ke jalurnya.
Dalam rekaman yang baru dirilis di pengadilan, Gregor terlihat membawa tubuh putranya yang babak belur ke rumah sakit. Pada 2 April 2021, dia terlihat berjalan menuju meja depan Southern Ocean Medical Center. Menurut kesaksian William Doyle, seorang perawat terdaftar yang bekerja di rumah sakit pada saat itu, anak tersebut mengalami napas yang sangat parah dan hampir mendekati akhir hayatnya.
Menurut Doyle, Corey tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia berbicara secara verbal. Saat dibawa ke ruang pemeriksaan, kepalanya dimiringkan ke belakang. Hasil CT scan menunjukkan bahwa anak kecil itu mengalami kejang. Meskipun ada upaya dari tenaga medis untuk menyelamatkan nyawanya, dia meninggal.
Berdasarkan hasil autopsi pertama, Corey meninggal karena luka benda tumpul yang meliputi sepsis, peradangan akut, dan memar pada hati dan jantungnya. Gregor ditahan pada Juli 2021 karena dicurigai menelantarkan seorang anak.
Kematian Corey dinyatakan sebagai pembunuhan oleh ahli patologi forensik. Dilaporkan bahwa ia telah menjadi korban penganiayaan jangka panjang, termasuk memar paru kiri, laserasi dan memar pada hati, serta luka akibat benturan benda tumpul di dada dan perut serta sayatan di jantungnya. Gregor sekarang menghadapi persidangan pembunuhan. Jika terbukti bersalah, kemungkinan dia akan menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.