Ahad 05 May 2024 20:20 WIB

Kasus DBD Tinggi, Dua Kapanewon di Bantul Jadi Sorotan

Dinkes Bantul menyebut ada tren kenaikan kasus DBD dibandingkan tahun lalu.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petugas melakukan pengasapan (fogging) dalam upaya penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
(ILUSTRASI) Petugas melakukan pengasapan (fogging) dalam upaya penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Kasus demam berdarah dengue (DBD) dilaporkan terbilang tinggi di dua kapanewon wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terhitung sejak Januari 2024 hingga awal Mei ini. Dua kapanewon itu adalah Pleret dan Imogiri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul Agus Tri Widiyantara mengatakan, pada 2024 ini ada tren kenaikan kasus DBD dibandingkan tahun lalu. “Kemarin (2023), 130-an selama satu tahun. Tahun ini sudah 130-an selama empat bulan, jadi ada peningkatan,” kata Agus, Ahad (5/5/2024).

Baca Juga

Berdasarkan data Dinkes, Agus mengatakan, dari 17 kapanewon di Kabupaten Bantul, ada dua kapanewon dengan kasus DBD terbilang tinggi, yaitu Pleret dengan 36 kasus dan Imogiri dengan 27 kasus. Menurut dia, kepadatan penduduk menjadi salah satu faktor yang dapat memudahkan penyebaran DBD, seperti di Kapanewon Pleret.

“Selain itu, kemungkinan karena tempat perindukan nyamuk yang cukup banyak, sehingga ini yang menyebabkan kasus-kasusnya cukup banyak di Kecamatan (Kapanewon) Pleret,” kata Agus.

Sejauh ini, Agus mengatakan, warga yang terjangkit DBD dapat ditangani di fasilitas kesehatan. Menurut dia, penyelidikan epidemiologi juga akan dilakukan di daerah dengan kasus DBD tinggi. Langkah tersebut dilakukan agar kasus DBD tidak terus bertambah.

“Untuk di satu wilayah yang ada kasus demam berdarah cukup banyak, ini akan kita lakukan penyelidikan epidemiologi. Kalau memang di sana menunjukkan bahwa tempat tersebut perlu dilakukan fogging (pengasapan), ya kita lakukan,” kata Agus.

Agus mengatakan, pengasapan hanya salah satu langkah dalam penanggulangan DBD. Ia tetap menekankan upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Warga diminta rutin membersihkan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk pembawa virus dengue. Selain itu, warga diimbau selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement