Selasa 07 May 2024 09:06 WIB

Google Larang Pengiklan Promosikan Layanan Deepfake Pornografi

Google menghapus lebih dari 1,8 miliar iklan karena melanggar kebijakan pada 2023.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
FILE - The Google logo is photographed at the Vivatech show in Paris, on June 15, 2023. Japan’s antitrust watchdog said Monday, April 22, 2024, that U.S. search giant Google must fix its advertising search restrictions affecting Yahoo in Japan.
Foto: AP Photo/Michel Euler
FILE - The Google logo is photographed at the Vivatech show in Paris, on June 15, 2023. Japan’s antitrust watchdog said Monday, April 22, 2024, that U.S. search giant Google must fix its advertising search restrictions affecting Yahoo in Japan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google telah lama melarang iklan yang berhubungan dengan konten seksual secara eksplisit. Sekarang perusahaan juta melarang pengiklan mempromosikan layanan yang dapat digunakan untuk membuat pornografi deepfake dan bentuk-bentuk ketelanjangan lainnya. 

Sebelumnya larangan “konten seksual eksplisit”, didefinisikan Google sebagai “teks, gambar, audio, atau video berisi tindakan seksual vulgar yang dimaksudkan untuk membangkitkan gairah.” Sedangkan kebijakan baru yang sekarang, turut melarang iklan layanan yang membantu pengguna membuat jenis konten tersebut.

Baca Juga

Hal ini baik dengan mengubah gambar seseorang atau membuat gambar baru. Perubahan tersebut akan mulai berlaku pada 30 Mei.

Kebijakan ini melarang “mempromosikan konten sintetis yang telah diubah atau dibuat menjadi eksplisit secara seksual atau mengandung ketelanjangan,” seperti situs web dan aplikasi yang memberikan instruksi kepada orang-orang tentang cara membuat pornografi deepfake.

“Pembaruan ini secara eksplisit melarang iklan untuk layanan yang menawarkan pembuatan pornografi deepfake atau konten telanjang sintetis,” kata juru bicara Google Michael Aciman kepada The Verge, dikutip Selasa (7/5/2024).

Aciman mengatakan iklan apa pun yang melanggar kebijakannya akan dihapus, seraya menambahkan bahwa perusahaan menggunakan kombinasi tinjauan manusia dan sistem otomatis untuk menegakkan kebijakan tersebut.

Pada 2023, Google menghapus lebih dari 1,8 miliar iklan karena melanggar kebijakannya mengenai konten seksual, menurut Laporan Keamanan Iklan tahunan perusahaan.

Perubahan tersebut pertama kali....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement