REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong agar pembangunan infrastruktur di Kota Bandung dan sekitarnya menggunakan bangunan antigempa. Hal itu dilakukan bagian dari mitigasi bencana potensi Sesar Lembang.
Peneliti Gempa BRIN Edi Hidayat mendorong agar pembangunan infrastruktur di Kota Bandung menggunakan bangunan-bangunan anti-gempa. Hal itu bagian dari mitigasi bencana yang dilakukan apabila potensi gempa bumi diakibatkan Sesar Lembang terjadi.
"Memang infrastruktur yang dibangun bagaimana memperhatikan spek yang hebat (bangunan anti gempa)," ujar Edi saat acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Rabu (8/5/2024).
Edi mencontohkan negara lain seperti Jepang yang melakukan mitigasi bencana dengan baik. Dengan infrastruktur yang bagus untuk antisipasi bencana, maka ia mengatakan potensi korban dapat diminimalisasi. Ia pun menyoroti literasi mitigasi bencana di kalangan masyarakat yang masih kurang.
Karena itu, sosialisasi harus terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana. "Ini PR buat kita bagaimana literasi mitigasi bencana hal yang harus digali makin waspada dan care," katanya.
Ia melanjutkan penelitian peneliti BRIN tentang Sesar Lembang dari Mudrik Daryoni menyebutkan bahwa periode pergerakan Sesar Lembang terjadi 500 tahun.
Koordinator Bidang data dan Informasi Bandung, Virga Librian, mengatakan upaya sosialisasi tentang mitigasi bencana terus dilakukan. Salah satunya dengan penyuluhan kepada siswa sekolah dan yang terbaru di Tasikmalaya. "Kita terus lakukan sosialisasi mitigasi bencana," kata dia.