REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Israel agar tidak memperluas operasi militer ke Rafah. Ia juga mendesak agar bantuan kemanusiaan juga harus dapat dikirim ke Gaza.
"Kami menganggap serangan ke Rafah tidak bertanggung jawab," kata Scholz dalam acara bincang-bincang yang diselenggarakan media grup RND di Postdam, Berlin, seperti dikutip Aljazirah, Ahad (12/5/2024).
"Kami memperingatkan ini, dan kami tidak percaya pada konsep mana pun yang pada akhirnya hal ini terjadi tanpa kerugian yang sangat besar pada manusia dalam hal ini warga sipil tak berdosa," katanya.
Kanselir Jerman itu menambahkan, bantuan kemanusiaan juga harus dapat dikirim ke Gaza dan harus ada perspektif perdamaian di mana dua negara dapat hidup berdampingan. Jerman merupakan pendukung setiap Israel, pada 2023 sekitar 30 persen peralatan militer Israel dibeli dari Jerman.
Sementara itu kepala Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan serangan ke Rafah tidak dapat terjadi. “Saya tidak dapat melihat adanya kemungkinan perintah evakuasi terbaru, apalagi serangan penuh, di wilayah dengan jumlah warga sipil yang sangat padat, dapat direkonsiliasi dengan persyaratan yang mengikat hukum humaniter internasional dan dengan dua set tindakan sementara yang mengikat yang diperintahkan Mahkamah Internasional,” kata komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia itu.
Menurut Kementerian Kesehatan di daerah kantong Palestina tersebut jumlah korban jiwa, akibat serangan militer Israel di Gaza yang sudah memasuki bulan ketujuh mencapai 35.000 orang. Sedikitnya 35.034 orang tewas, termasuk 15.000 anak-anak, dan 78.755 orang terluka sejak Israel melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023.