Kamis 16 May 2024 17:30 WIB

KLHK Terus Sosialisasikan Pentingnya Konservasi Banteng Jawa

Salah satu ancaman populasi benteng jawa ialah habitat yang terfragmentasi.

Red: Fuji Pratiwi
Banteng jawa (Bos javanicus) liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten, Rabu (25/5/2022). Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain badak jawa dan owa jawa .
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Banteng jawa (Bos javanicus) liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten, Rabu (25/5/2022). Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain badak jawa dan owa jawa .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) mengatakan sosialisasi masih terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah akan pentingnya konservasi banteng jawa (Bos javanicus) mengingat masih terdapat ancaman kepunahan.

"Kolaborasi yang lebih luas perlu kita jalin juga dan peningkatan kapasitas baik pengelola maupun masyarakat sekitar. Mungkin kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah ini juga terkait dengan pentingnya banteng jawa ini belum optimal, masih perlu kita tingkatkan sehingga perlu juga edukasi," ujar Kepala Balai Taman Nasional Alas Purwo Novita Kusumawardhani saat diskusi dalam rangka Pekan Keanekaragaman Hayati 2024 diikuti daring di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Baca Juga

Langkah tersebut perlu dilakukan mengingat populasi banteng jawa, yang masuk dalam kategori terancam dalam daftar merah IUCN, menghadapi sejumlah dinamika yang mempengaruhi populasinya termasuk di TN Alas Purwo, Jawa Timur.

Novita mengatakan, terdapat beberapa faktor yang mengancam populasi benteng jawa salah satunya habitat yang terfragmentasi atau terpisah-pisah oleh permukiman dan kegiatan pembangunan, menyebabkan populasi mengecil yang dapat memberikan ancaman genetik.