REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dituntut lebih proaktif untuk mengatasi isu dan hoaks seputar bromat terkait air minum dalam kemasan (AMDK) produksi dalam negeri. Kampanye hitam yang melibatkan influencer tersebut memuat informasi hoaks terkait persaingan bisnis AMDK yang merugikan perusahaan nasional.
"Kalau di video itu tidak jelas sumbernya dari mana, jadi kita juga meragukan itu hasil beneran atau nggak," kata Ketua Program Studi Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Zullies, Prof Dr apt Zullies Ikawati kepada media di Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Menurut dia, video kampanye bermuatan hoaks itu harus dipastikan kebenarannya. "Pastikan datanya valid, dari sumber yang terpercaya. Misal ada data lab yang tersebar di media sosial, cek sumber penyebarnya, ada info rujukannya atau tidak. Bahasanya tendensius apa tidak," ucap Zullies.
"Jadi, jika sang unfluencer bilang bahwa bromat itu membuat rasa agak manis, yang itu sering dijadikan tagline promo produk air tersebut "yang ada manis-manisnya', maka itu sebenarnya adalah tidak benar. Karena sesungguhnya bromat tidak berasa apapun," kata Zullies menambahkan.