Jumat 17 May 2024 18:02 WIB

BNPB Bersama BMKG Perkuat Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin

Sistem peringatan dini menggunakan kabel untuk mengukur tinggi muka air.

Red: Friska Yolandha
Sejumlah siswa sekolah dasar (SD) melintasi daerah aliran sungai (DAS) Kali Regoyo untuk berangkat sekolah di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Senin (22/4/2024). Sebanyak 40 siswa SDN Jugosari 3 terpaksa menyeberangi sungai disebabkan jembatan limpas sebagai akses utama menuju sekolah terdampak banjir lahar hujan Semeru.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Sejumlah siswa sekolah dasar (SD) melintasi daerah aliran sungai (DAS) Kali Regoyo untuk berangkat sekolah di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Senin (22/4/2024). Sebanyak 40 siswa SDN Jugosari 3 terpaksa menyeberangi sungai disebabkan jembatan limpas sebagai akses utama menuju sekolah terdampak banjir lahar hujan Semeru.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama untuk memperkuat sistem peringatan dini banjir lahar dingin dan tanah longsor di sekitar kawasan Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).

"Segera buat sistem peringatan dini menggunakan kabel untuk mengukur tinggi muka air," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto di Padang, Jumat (17/5/2024).

Baca Juga

Mengingat penguatan sistem peringatan dini tersebut tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar, Letjen Suharyanto menyarankan penggunaan anggaran hibah dan rehabilitasi atau dana siap pakai. BNPB juga siap mendampingi pemerintah daerah untuk membangun sistem itu.

Suharyanto mengatakan pihaknya akan terus mendorong penguatan sistem peringatan dini bagi masyarakat khususnya yang bermukim tidak jauh dari kaki Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar maupun Kabupaten Agam.