REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Final Liga Europa pada Kamis (23/5/2024) dini hari WIB layak menjadi bagian dari sejarah kontinental, karena Atalanta yang diprediksi kesulitan melawan juara baru Bundesliga Bayer Leverkusen justru menunjukkan sebaliknya. Tim asuhan Gian Piero Gasperini membuat pemilik rekor tak terkalahkan terlama di Eropa itu terlihat seperti tim kelas dua.
Sepak bola terkadang dapat menghasilkan skenario yang bahkan tidak dapat dibuat oleh pembuat film terbaik sekalipun. Pelatih papan atas Xabi Alonso telah lama menjadi tokoh protagonis dalam salah satu dongeng paling menarik dalam sejarah Eropa.
Mereka baru saja mengangkat gelar Bundesliga pertama mereka dan merangkai 51 pertandingan tak terkalahkan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebab itu, wajar jika Leverkusen mendarat di Dublin dan diprediksi akan meraih kesuksesan lainnya.
Tapi saingan mereka di final punya rencana lain. Atalanta menyapu bersih tim Eropa paling dominan musim ini, meraih kemenangan 3-0 yang menentukan sejarah. Dan dengan begitu, Gasperini memenangkan trofi besar pertamanya sebagai manajer.