REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW dalam doanya pernah menyebut tentang makanan pokok yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Makanan pokok dalam sebuah doa yang dipanjatkan oleh beliau SAW, disebutkan sebagai bentuk syukur dan permohonan keberkahan dari Allah SWT.
Ini menunjukkan betapa pentingnya makanan pokok dalam menjaga fisik dan spiritual umat Muslim. Salah satu hadits yang menjelaskan tentang keutamaan makanan pokok adalah ketika Nabi Muhammad SAW berdoa agar makanan pokok diberkahi oleh Allah.
Nabi SAW mengajarkan bahwa makanan pokok adalah anugerah yang harus disyukuri dan dipelihara. Dalam aspek ini, makanan pokok tidak hanya dilihat dari sisi materinya saja, tetapi juga ibarat simbol keberkahan dan kecukupan yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya.
Maka menjaga dan memuliakan makanan pokok menjadi bagian penting dari kehidupan seorang Muslim, sebagai wujud syukur dan penghargaan atas nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta.
Berikut hadits yang menjelaskan tentang doa Nabi Muhammad untuk memohon kecukupan makanan pokok.
عن أبي هريرة؛ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "اللهم! اجعل رزق آل محمد قوتا "
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda (berdoa), "Ya Allah, berikanlah rezeki keluarga Muhammad dalam wujud makanan pokok." (HR. Muslim dan Ahmad)
Doa yang disampaikan oleh Nabi SAW itu menunjukkan betapa besarnya keutamaan makanan pokok dalam Islam. Bahkan Nabi SAW sampai meminta agar rezeki yang diturunkan kepada keluarga beliau adalah dalam wujud makanan pokok.
Ibnu Battal dalam penjelasan terhadap hadits tersebut, menyampaikan, doa Nabi SAW dalam hadits itu menunjukkan bukti keutamaan rezeki dan mengambil manfaat dari dunia ini dengan tetap menjauhkan diri dari hal-hal yang melampaui batas, demi meraih kebahagiaan akhirat.
Itu adalah salah satu teladan Nabi Muhammad SAW yang seharusnya dicontoh oleh umat Muslim, yaitu tidak berlebih-lebihan dalam mencari rezeki.
Adapun Al Qurthubi menjelaskan, hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW memohon turunnya rezeki, karena rezeki itulah yang menopang dan mencukupkan tubuh dengan kebutuhannya. Supaya aman dari penyakit yang ditimbulkan akibat kekayaan maupun kemiskinan.
Hal tersebut sejalan dengan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ.
"Beruntunglah orang yang masuk Islam. Diberikan rezeki yang cukup, dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qanaah (merasa cukup) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya." (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi menyampaikan, hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA itu mengandung aspek kecukupan yaitu tidak berlebih dan tidak pula kekurangan. Dia juga menukil perkataan Al Qurthubi bahwa hadits tersebut berisi pesan untuk mencukupi kebutuhan pokok dan supaya tidak melekat pada kemewahan manusia. Karena itu, siapa yang memiliki ciri atau sifat tersebut, maka dia akan mendapatkan apa yang dicarinya dan memperoleh apa yang diinginkannya, baik di dunia dan akhirat.
Itulah sebabnya Nabi SAW berdoa agar Allah memberikan rezeki kepada keluarga beliau dalam wujud kebutuhan pokok. Artinya, Nabi SAW berdoa agar Allah memberi rezeki yang tidak mengandung keserakahan yang berujung pada kemewahan duniawi.
Sumber:
https://hadithprophet.com/hadith-49001.html