REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Jamaah haji asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diimbau untuk menggunakan smart card atau kartu pintar selama berada di Tanah Suci.
"Seluruh tamu Allah khususnya asal Sumut diimbau gunakan smart card yang disediakan Pemerintah Arab Saudi," ucap Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan Ahmad Qosbi di Medan, Rabu.
Kartu pintar ini, lanjut dia, nantinya dibagikan kepada setiap jamaah haji sesuai kelompok terbang (kloter) yang berfungsi sebagai akses untuk mengikuti rangkaian ibadah haji.
Kartu pintar ini didominasi warna coklat dan putih yang bagian depan terdapat foto, data profil jamaah dan barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jamaah.
Dalam kartu pintar ini termuat seperti nama calon haji, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa, provider menerbitkan, dan lokasi pemondokan di Makkah.
"Ada yang berbeda ibadah haji tahun ini. Untuk mengikuti rangkaian ibadah haji, khususnya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina untuk seluruh jamaah diterapkan smart card oleh Pemerintah Arab Saudi," tuturnya.
Ahmad yang juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara mengatakan, kebijakan itu harus ditaati seluruh jamaah Indonesia.
Pihaknya meminta 8.624 calon haji asal Sumatera Utara membawa kartu pintar selama di Tanah Suci, terutama ketika puncak haji di Minta atau Armuzna.
"Kita harus mengikuti aturan itu agar aman dan nyaman melaksanakan rangkaian ibadah haji, terutama puncak haji di Armuzna. Smart card wajib digunakan di tiga tempat itu," ungkap dia.
Pihaknya juga meminta seluruh petugas kloter, terutama ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu memastikan kartu pintar ini terjaga serta jangan sampai hilang.
Data PPIH Embarkasi Medan menyebutkan sebanyak 3.216 jamaah haji hingga Kloter 9 Embarkasi Medan asal Sumatera Utara sudah di Tanah Suci.
"Kartu tersebut akan dibagikan saat di sektor masing-masing yang kemudian didistribusikan kepada kloter untuk dibagikan kepada jamaah," tegas Ahmad.