REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kabar menggembirakan datang dari dunia pendidikan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Tiga siswa SMA angkatan 2024 di Sukoharjo berhasil menorehkan prestasi gemilang karena menjadi lulusan terbaik dan mendapat beasiswa kuliah ke luar negeri.
Ketiga siswa tersebut adalah Farhan Agus Ferdiansyah, Muhammad Satriyo Wening, dan Mochammad Fajar Maulana Sidik. Menariknya, ketiga siswa ini berasal dari keluarga kurang mampu. Farhan, putra tukang ojek online, Wening, anak kenek truk, dan Fajar, buah hati pedagang mie toprak.
Namun demikian, keterbatasan ekonomi tak menyurutkan semangat mereka untuk belajar dan meraih cita-cita. Kisah mereka menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan tekad pantang menyerah mampu mengantarkan pada kesuksesan.
Ketiganya merupakan lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo. Prestasi Farhan, Wening, dan Fajar tak hanya membanggakan bagi keluarga dan sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh pelajar di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Farhan sebenarnya diterima di sembilan universitas ternama di luar negeri, namun ia memutuskan mengambil jurusan Teknik Elektro di University of Sydney, Australia.
"Insya Allah saya akan berangkat ke University of Sydney di Australia bulan Juni nanti," kata Farhan usai acara wisuda di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, dikutip pada Rabu (29/5/2024).
Ia memilih jurusan itu karena sejak kecil sudah tertarik besar terhadap dunia sains dan teknologi. Ia gemar mengotak-atik komputer dan alat-alat elektronik yang rusak. Kegemaran ini kemudian mengantarkannya pada jalan kesuksesan.
"Jadi electrical engineering saya rasa adalah hal yang pas buat saya," ucap dia.
Farhan mengaku awalnya tidak pernah terbayang belajar di perguruan tinggi di luar negeri. Minatnya belajar di mancanegara baru muncul setelah mengikuti berbagai kompetisi sains.
"Tapi seiring berjalannya waktu, sering ikut olimpiade, saya tertarik belajar di luar negeri," katanya.
Wening diterima di tujuh perguruan tinggi, The University of Sydney, Curtin University, Monash University, Wageningen University and Research, University of New South Wales, The University of Queensland, dan NTU Singapore.
"Lima di Australia, satu di Singapura, satu di Belanda," kata dia.
Namun, Wening memilih untuk melanjutkan langkahnya ke Wageningen University and Research. "Saya ambil Bachelor of Environmental Sciences (ilmu lingkungan)," katanya.
Wening memilih kampus ini karena kepeduliannya kepada lingkungan. Bahkan ia aktif terlibat dalam beberapa kegiatan membersihkan sungai. Ia juga melihat ke depan masalah lingkungan akan membutuhkan solusi-solusi baru.
"Jadi di depan itu akan banyak sekali sampah, polutan. Itu pasti bakalan butuh ilmu lingkungan," katanya.
Sementara Fajar mendapat beasiswa di empat perguruan tinggi ternama luar negeri. Empat universitas tersebut yaitu The University of Sydney (teknik sipil), Curtin University (teknik pertambangan dan mineral), The University of Queensland (teknik sipil), dan Wageningen University and Research (teknik lingkungan).
Fajar memilih untuk melanjutkan pendidikannya di University of Sydney jurusan teknik sipil. Jurusan teknik sipil University of Sydney berada di top 20 terbaik di dunia.
"Di situ juga ada spesialisasi di bidang sistem transportasi yang saya sukai dan kebetulan fasilitas yang ada di universitas itu cukup untuk membantu saya untuk meningkatkan potensi di bidang itu," ujar Fajar.
Impian Fajar berkecimpung di pengembangan sistem transportasi tumbuh saat menghabiskan masa kecil di Jakarta. Ia terpukau menyaksikan proses pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) yang tengah berlangsung.
"Pembangunannya, strukturnya, desainnya, saya sangat tertarik. Mungkin suatu saat saya bisa membangunnya di kampung halaman saya, Tegal," kata dia.
Adapun beasiswa prestisius ini diberikan oleh Kemendikbudristek. Kesuksesan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi CT Arsa Foundation, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Solo. Prestasi ini menunjukkan bahwa Solo memiliki potensi besar dalam melahirkan generasi muda yang cerdas dan berdaya saing global.