REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Realisasi investasi yang bersumber dari investas dalam negeri di Jawa Barat (Jabar) diproyeksikan akan bertumbuh pesat. Hal tersebut, seiring dengan munculnya beragam skema pembiayaan dari lembaga keuangan.
Menurut Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara, pihaknya optimistis laju investasi di Jabar dari sektor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) akan meningkat pesat. Apalagi, dengan adanya skema pembiayaan dari lembaga keuangan untuk kepemilikan aset di 31 Kawasan Industri. “Kita mau tidak mau harus bersinergi, berkolaborasi yang inklusif dan progresif agar nanti terjadi kerja sama yang baik,” katanya.
Cucu mengatakan, pihaknya menyambut baik langkah lembaga keuangan salah satunya bank pelat merah. Yakni BTN yang mulai melirik pembiayaan sektor kawasan industri. Sehingga pengusaha industri dalam negeri akan cepat mendapat solusi dari persoalan pembiayaan yang kerap terhambat dari sisi kebijakan perbankan. Karena, walau bagaimana pun pengusaha membutuhkan pendanaan dan kemitraan.
Di Jabar sendiri, kata dia, ada 31 kawasan industri dan di dalamnya ada lebih dari 4.000 pabrik. Sehingga ia mengajak para pengusaha untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh BTN untuk meningkatkan skala usahanya. “Karena kita butuh investasi untuk meningkatkan PAD, pajak, devisa dan termasuk bagaimana kita menyerap tenaga kerja,” katanya.
Sementara itu, realisasi investasi di Jawa Barat pada triwulan I tahun 2024 atau periode Januari-Maret 2024, yang ditanamkan oleh para investor masih menunjukkan peningkatan. Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yulistiani, total realisasi investasi PMA dan PMDN ke Jawa Barat masih moncer.
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sampai dengan Triwulan I Tahun 2024 yang direalisasikan oleh para investor di 27 Kabupaten/Kota tercatat jumlah investasi mencapai Rp64,65 triliun. "Realisasi ini dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 86.280 orang, serta jumlah proyek sebanyak 31.649 proyek LKPM," katanya.
Nining mencatat realisasi investasi PMA dan PMDN pada Triwulan I tahun 2024 sebesar Rp64, 65 triliun meningkat Rp14,64 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. "Angkanya meningkat 29,29 persen dari tahun 2023 periode yang sama, yang sebesar Rp50,00 triliun dan telah mencapai 29,25 persen dari target yang ditetapkan pemerintah pusat/BKPM RI sebesar Rp221,06 triliun," katanya.
Sedangkan peringkat 5 besar Kabupaten/Kota, yang paling diminati oleh para investor antara lain Kabupaten Bekasi dengan realisasi mencapai Rp19,1 triliun, Karawang Rp16,3 triliun, Kabupaten Bogor Rp5,5 triliun, Kota Bekasi Rp4,7 triliun, dan Kota Bandung Rp3,05 triliun.