REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Abdullah Sammy
Musisi dan penggemar musik metal nyatanya menjadi 'hantu' bagi rezim Orde Baru. Mereka ini punya ciri rambut gondrong, celana sobek, dan baju kaus berwarna hitam.
Mereka inilah yang dinilai sebagai agen propaganda untuk hal yang disebut Menkopolkam, Soesilo Soedarman, dengan istilah Pembaratan. Musisi metal, seperti Metallica, dinilai hendak mengimpor budaya kebebasan dan perlawanan ke tanah Indonesia. Ini seperti termuat dalam ideologi musik metal sendiri.
Ideologi utama metal adalah melawan segala kemapanan. Baik kemapanan dari segi ekonomi, politik, atau sosial-budaya. Sedangkan posisi Orde Baru saat itu adalah simbol dari segala kemapanan itu.
Karenanya, Orde Baru memandang rusuh pada konser Metallica pada 1993 membawa semangat melawan pemerintahan. Simbolisasi dari perlawanan itu terlihat ketika massa merusak mobil Menteri Kehakiman, Oetoyo Oesman, yang kebetulan sedang melintas di dekat Lebak Bulus pada 10 April 1993.
Sebuah tindakan perlawanan yang dilakukan anak-anak berambut gondrong ini nyatanya telah memancing kekhawatiran rezim Orde Baru. Kekhawatiran yang tercermin dengan segala pelarangan terkait budaya metal.
Kekhawatiran terhadap semangat ideologi yang dibawa anak-anak gondrong ini pun akhirnya terbukti di kemudian hari. Sebab anak-anak 'metal' ini kelak yang ikut memperkuat barisan reformasi pada 1998. Anak-anak gondrong ini pun akhirnya ikut punya andil dalam menumbangkan 32 tahun rezim Soeharto bersama Orde kekuasaannya.