REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Inilah Jalan Sutan Syahrir dan sebelah kiri jembatan Kali Gresik, Jalan Mohammad Yamin. Kedua jalan ini diabadikan 1941. Kala itu Jalan Sutan Syahrir bernama Grisseweg (Jalan Gresik) dan Jalan Mohammad Yamin bernama Madoeraweg (Jalan Madura).
Foto tempo doeloe memperlihatkan perempatan Jalan HOS Cokroaminoto yang kala itu bernama Javoweg (Jalan Jawa). Rumah-rumah di Jalan Mohammad Yamin yang dibangun pertengahan 1930-an --seperti umumnya daerah Menteng-- tampak di belakang jembatan Kali Gresik. Bayangkan betapa nikmatnya dan nyamannya tinggal di tempat semacam ini.
Sayangnya, sejak 1970-an waktu petrodolar masih mengalir ke kantong-kantong pejabat dan minyak merupakan hasil devisa utama, rumah-rumah lama yang mungil dan asri mulai dibongkar dan diganti. Ada yang dibongkar sama sekali, ada yang membangun bangunan tambahan di halaman muka dan belakang. Sehingga, Menteng sebagai ciri kota taman pertama di Indonesia makin rusak.
Suhu udara naik, kantor menjamur, dan warung serta pedagang kaki lima dibiarkan memadati trotoar, taman serta pojok persimpangan jalan, asal membayar uang keamanan, tulis Adolf Heyken SJ, yang selama puluhan tahun tinggal di Menteng.